7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur

7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur

7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur--

RADARMUKOMUKO.COM - Kedatangan penjajah di Nusantara membuat rakyat menderita dan sumber daya alam dikuras. Kondisi ini menimbulkan keresehan dan perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah.

Penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh pihak Belanda memicu terjadinya gejolak perlawanan dari segenap masyarakat dan kerajaan serta kesultanan di Indonesia di semua daerah.  

Perjuangan panjang melawan penjajah yang mencapai 350 tahun ini, pasti tidak mudah dan penuh pengorbanan. 

Apalagi rakyat bersama pemimpin di daerah melakukan perlawanan dengan persenjataan tradisional dan seadanya.

BACA JUGA:2 Suku Tertua di Dunia, Salah Satunya di Sumatera

Bermodal semangat yang tinggi dan pantang menyerah, perperanganpun terus terjadi dalam rangka mengusir penjajahan yang semena-mena.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa perang di daerah yang cukup dikenal dan harus terus dikenang oleh rakyat:

1. Perang Padri di Sumatra Barat

Perang Padri merupakan perlawanan yang sangat menyita biaya dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat Sumatra Barat dan juga Belanda.

Saat itu, rakyat Sumatra Barat merupakan persatuan antara kaum padri atau ulama dengan kaum adat ditambah lagi datangnya bantuan dari Aceh yang membuat Belanda kesulitan.

Nah, Belanda kemudian menerapkan sistem pertahanan benteng stelsel.

BACA JUGA:Suku Yang Sulit Ditaklukkan Penjajah, Dua Diantaranya di Sumatera

Belanda menjadikan benteng Fort de Kock di Bukit Tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen menjadi benteng pertahanannya.

Penerapan sistem pertahanan benteng stelsel oleh Belanda ternyata berhasil menuai kemenangan yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: