7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur

7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur

7 Perang di Daerah, Walau Senjata Tradisional, Belanda Babak Belur--

Penyebab kegagalan Perang Sisingamaraja adalah kurangnya pasukan serta persenjataan perang.

6. Perang Jagaraga di Bali

Tahun 1841 Belanda mulai menginjakan kaki di Bali dan memaksa rakyat Bali untuk tunduk dan mengakui pemerintahan Belanda. Sayangnya, keinginan Belanda untuk menguasai Bali tidak selalu berhasil karena kentalnya adat istiadat dan tradisi.

Belanda sangat suka ikut campur dengan urusan kerajaan, seperti membebaskan Belanda dari Hukum Tawan Karang, kerajaan Bali mengakui pemerintahan Belanda, kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintahan Belanda, semua raja-raja Bali harus tundur terhadap perintah kolonial Belanda.

Tentu saja semua tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh rakyat Bali. Maka pada tahun 1846 terjadilah perang untuk memaksa raja Buleleng menandatangani isi perdamaian, yaitu pasukan Belanda ditempatkan di wilayah Buleleng, benteng kerajaan Buleleng akan dibongkar oleh pasukan Belanda, dan biaya perang ditanggung oleh raja Buleleng.

Namun, ajakan perdamaian tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Bali akhirnya Belanda mulai melakukan serangan besar-besaran. 

BACA JUGA:Suku-Suku yang Pernah Berperang dengan Nabi Muhammad SAW

Ada 3 pertempuran di Bali, ekspedisi pertama tahun 1846 Belanda mengirim 1700 pasukan untuk menaklukan rakyat Bali, namun berhasil diusir oleh rakyat Bali.

Pada ekspedisi kedua tahun 1848, Belanda mengirim pasukan yang lebih besar dan rakyat Bali berhasil memukul mundur Belanda dengan dipimpin oleh I Gusti Jelantik. Pada ekspedisi terakhir tahun 1849, pasukan Belanda yang dikirim sekitar 4.177 orang mampu mengalahkan rakyat Bali.

7. Perang Banjar

Perlawanan mengusir penajajah yang terakhir adalah Perang Banjar yang disebabkan campur tangan Belanda dalam pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin.

Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari setelah Belanda menangkap Prabu Anom. Peperangan pecah di Kalimantan dengan datangnya pasukan bantuan bagi Belanda yang membuat pasukan Pangeran Antasari terdesak.

BACA JUGA:Aktivis Israel Yang Hadir di Al-Zaytun Dalam Acara Peringatan 1 Suro Ternyata Orang Indonesia, Ini Asalnya

Perang ini benar-benar selesai pada 1866 saat Pangeran Hidayat yang menjadi Raja Kerajaan Banjarmasin menyerahkan diri ke Belanda. Penyebab kegagalan perang Banjar adalah kekalahan dalam jumlah pasukan dan senjata.

Itulah beberapa perang di daerah dan banyak perperangan lain di daerah juga tidak kalah sengitnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: