Kisah Wanita Belanda Dolly van der Mart Perintis Bisnis Esek-Esek Gang Dolly

Kisah Wanita Belanda Dolly van der Mart Perintis Bisnis Esek-Esek Gang Dolly--
RADARMUKOMUKO.COM - Gang Dolly disebut-sebut sempat menjadi kompleks pelacuran terbesar di Asia yang berada di Surabaya, tepatnya di Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kawasan prostitusi yang sudah berdiri sejak 1967 resmi ditutup pada 2014 oleh Pemkot Surabaya di bawah Wali Kota Tri Rismaharini (Risma).
Semasa masih aktif hingga ditutup, Gang Dolly sangat terkenal, bukan saja dalam negeri, tapi hingga ke luar negeri. Sehingga pusat porstitusi ini digadang-gadangkan terbesar di Asia.
Tak dipungkiri sejak belasa bahkan puluhan tahun, banyak warga sekitar menggatungkan kehidupannya lewat bisnis prostitusi ini.
Para perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang buka layanan di gang dolly bukan saja dari penduduk Surabaya, tapi rata-rata mereka adalah pendatang, bagkan kabarnya juga ada PSK dari luar negeri atau blasteran.
BACA JUGA:Sebut Sederet Nama Putra Mukomuko Sukses di Perantauan, Tokoh Pemekaran: Kami Bangga
BACA JUGA:Anggota Dewan Ingin 'Rampok Uang Negara' Akhirnya Dipecat Oleh Partainya
Selama beroperasi bertahun-tahun tersebut, kawasan ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik pria hidung belang yang memang datang untuk mendapat layanan dari para PSK maupun orang-orang yang sekedar melihat-lihat.
Apalagi semasa itu banyak pedagang makanan yang menjajal dagangannya di kawasan ini, terutama saat malam hari.
Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur berpakaian seksi dipajang di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Hingga para tamu atau pria yang ingin mencari hiburan tingga memilih tempat dan wanita yang akan menemaninya.
Terkait dengan asal usul gang Dolly, hingga mengapa diberi nama gang Dolly, ada berbagai versi yang menjelaskan.
Ada yang mengatakan Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart.
Versi lain menyebutkan, ia adalah seorang laki-laki karena ia kerap dipanggil 'Papi Dolly' oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan karena panggilan itu, ada yang menyebut bahwa Dolly adalah wanita yang menyukai sesama jenis alias lesbian.
Dolly adalah nama panggilannya. Sesuai nama yang tertulis di prasasti makamnya di Sukun, Kota Malang, nama belakangnya adalah Chavid. Sedangkan nama depan dan nama tengahnya disingkat menjadi D. A. Chavid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: