Sejarah Perbudakan Hingga Perdagangan ‘Jongos dan Babu’ Semasa Kolonial Belanda di Indonesia

Sejarah Perbudakan Hingga Perdagangan ‘Jongos dan Babu’ Semasa Kolonial Belanda di Indonesia

Sejarah perbudakan di Indonesia -dokumen,net-

Sejarah Perdagangan ‘Jongos dan Babu’ Saat Kolonial Belanda di Indonesia

RADARMUKOMUKO.COM – Salah satu kekejaman penjajah di Indonesia adalah perbudakan. Kisah kelam ini berlangsung diperkirakan hingga 250 tahun.

Namun perlu diketahui, perbudakan bukan hanya era Belanda, tapi sejak era kerajaan pekerja rumah tangga yang mengabdi hingga menjadi selir raja atau petinggi kerajaan sudah ada.

Diketahui Belanda menerapkan kerja paksa, maha perdagangan manusia tidak terelakkan. 

Duka mendalam bagi anak bangsa kala itu, orang-orang muda di berbagai daerah, seperti Bali diambil paksa, tujuannya untuk kerja paksa dan perbudakan, kebanyakan dibawah ke Batavia yang sekarang Jakarta, pusat pemerintahan Belanda di Indonesia.

BACA JUGA:9.278 Proyek Usaha Beroperasi di Mukomuko

BACA JUGA:15 Asisten Bisnis Koperasi Desa Merah Putih Dibekali Disperindag Mukomuko, Percepat Pembiayaan

Budak-budak ini laku dijual pada orang-orang kaya eropa yang hidup mewah dan penuh gengsi di Jakarta. Bahkan kabarnya, jumlah budak yang disebut Djangos dan Babu di dimiliki juga menjadi tolak ukur kekayaan seseorang.

Kemungkinannya tidak sedikit pula, budak-budak asal Indonesia di jual atau dibawa ke Eropa sana.

Melansir dari voi.id, jual beli budak pernah dianggap sebagai salah satu bisnis yang menguntungkan di Nusantara. Tentu ada keterlibatan kepal dagang Belanda, VOC di baliknya. Kompeni turut bertindak sebagai pedagang besar budak dari dalam dan luar negeri. Karenanya, Kota Batavia dapat menjelma jadi salah satu pasar budak terbesar di Asia, bahkan dunia.

Bahkan untuk membangun Kota Batavia kala itu Belanda mendatangkan budak dari berbagai daerah dalam negeri dan luar negeri. 

Budak-budak ini untuk kerja kasar, mereka dianggap rajin dan dapat di andalkan dalam kondisi apapun, tentu saja karena mereka dipaksa bekerja dan takut. Budah dikatakan mereka dapat membangun apa saja. Dari gedung pemerintahan hingga pusat ibadah. 

BACA JUGA:Jangan Lewatkan Pengalaman Belanja Sambil Menonton, Kolaborasi Strategis Vidio dan Shopee

BACA JUGA:Perumda BPR dan PDAM Ttrta Selagan Mukomuko Segera Berubah Menjadi PT, Diharap Lebih Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: