Perlawanan Rakyat Sumatera Barat, Perang Belasting Yang Heroik dan Patriotik
Perlawanan Rakyat Sumatera Barat, Perang Belasting Yang Heroik dan Patriotik--Sumber Foto : Wikipedia
Setelah pertempuran terjadi di Kamang, selanjutnya di Mangopoh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pertempuran di Mangopoh dipimpin oleh tokoh perempuan bernama Mande Siti. Pada 16 Juni 1908, menjelang dini hari, Mande Siti dengan dua veteran perang Kamang, yaitu Rasyid Bagindo Magek dan Majo Ali, bersama 17 orang lainnya, mengepung markas Belanda.
Mereka berhasil memusnahkan 53 tentara Hindia Belanda, sementara dua orang lainnya melarikan diri.
BACA JUGA:Mengenang Perjuangan Kaum Santri dan Ulama Melawan Penjajah Belanda
BACA JUGA:Sosok 6 Wanita Tangguh di Medan Perang Saat Melawan Penjajah Bangsa
Masih di hari yang sama, Mande Siti terkena tembakan dan melarikan diri ke hutan bersama suaminya, Rasyid Bagindo Magek, dalam keadaan terluka.
Pagi harinya, pasukan Belanda dari Pariaman dan Bukittinggi dikirim untuk mengejar para pemberontak di Mangopoh.
Menyikapi pemberontakan rakyat, pasukan Belanda membakar kampung di sana dan terus mengejar para pemberontak. Mande Siti dan suaminya terus kabur selama 17 hari, yang pada akhirnya ditangkap Belanda. Mande Siti dimasukkan ke penjara Lubuk Basung selama 14 bulan, sebelum akhirnya dipindahkan ke Pariaman selama 16 bulan, dan Padang selama 12 bulan.
Sementara suaminya, Rasyid Bagindo Magek, diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: