Perlawanan Rakyat Sumatera Barat, Perang Belasting Yang Heroik dan Patriotik

Perlawanan Rakyat Sumatera Barat, Perang Belasting Yang Heroik dan Patriotik

Perlawanan Rakyat Sumatera Barat, Perang Belasting Yang Heroik dan Patriotik--Sumber Foto : Wikipedia

RMONLINE.ID - Bertepatan dengan hari pahlawan, salah satu perjuangan rakyat yang harus dikenang yaitu, peristiwa perang yang cukup heroik dan patriotik adalah perang Belasting, yaitu merupakan perlawanan Rakyat Sumatera Barat pada 15-16 Juni 1908. 

Pertempuran Belasting memakan banyak korban jiwa, baik dari rakyat Sumatera Barat maupun tentara kolonial. Disebut sebagai Perang Belasting, karena belasting berarti pajak.

Sejarah perang ini berawal dari kebijakan pemerintah Belanda yang awalnya melaksanakan sistem tanam paksa kopi, agar pedagang kopi bisa dikuasainya. 

Namun pada tanggal 1 Maret 1908, Belanda mengganti sistem tanam paksa dengan belasting (pajak).

BACA JUGA:Guru Harus Paham dan Tahu! Inilah Perangkat Pembelajaran yang Harus di Siapkan Tenaga Pendidik

BACA JUGA:Misteri Segitiga Bermuda, Serta Beberapa Teori Yang Terus Membuat Dunia Terperangah

Selain menaikkan pajak, Belanda juga menerapkan pajak baru bagi rakyat Sumatera Barat, yaitu pajak kepala, pemasukan barang, rodi, tanah, keuntungan, rumah tangga, penyembelihan, tembakau, dan pajak rumah adat.

Kebijakan itulah yang memicu terjadinya pergolakan dari rakyat Sumatera Barat terhadap Belanda, yang disebut Perang Belasting.

Menyikapi peraturan baru terkait pajak, rakyat Sumatera Barat menggelar rapat secara sembunyi-sembunyi untuk merencanakan perlawanan. 

Sayangnya, rencana perlawanan itu didengar oleh pihak Belanda. Alhasil, pada 22 Maret 1908, para penghulu andiko (datuak kampuang Sumatera Barat) ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke penjara. 

BACA JUGA:Kenapa Jepang Menjajah Indonesia dan Semenanjung Asia? Ini Sejarahnya

BACA JUGA:Ternyata Keris Pusaka Punya Sejarah Panjang dan Rumit: Simak Fakta Mengejutkan di Baliknya!

Mengetahui hal itu, rakyat Sumatera Barat semakin marah dan melancarkan aksi protes besar. Puncaknya terjadi pada 15-16 Juni 1908, di mana rakyat di daerah Kamang, Sumatera Barat, melakukan perlawanan. Dengan berbekal senjata seadanya, ribuan rakyat Kamang berusaha melawan tentara Belanda dengan sekuat mungkin. 

Dalam pertempuran ini, tokoh Kamang bernama Haji Abdul Manan gugur di medan perang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: