Kisah Soekarno Diperiksa Polisi Karena Malam-malam Berada di Rumah Pelacur, Menjawab Dengan Wajah Mesum
Kisah Soekarno Diperiksa Polisi Karena Malam-malam Berada di Rumah Pelacur, Menjawab Dengan Wajah Mesum--
RADARMUKOMUKO.COM - Suatu waktu Ir. Soekarno pernah dipanggil oleh Komisaris Besar Polisi, Albrechts. Dia menanyai Sukarno sebagai orang paling tahu karena mendapat info dari mata-matanya.
“Sekarang dengarlah, tuan Sukarno, kami tahu dengan pasti, bahwa tuan ada disebuah rumah pelatjuran semalam. Apakah tuan mengingkarinya?” “Tidak, tuan” jawab Sukarno kepada Komisaris.
“Saya tidak dapat berdusta kepada tuan. Tuan mengetahui saya, saya kira." Perwira polisi itu bertanya lagi lebih dalam dengan galak: “Untuk apa? Kenapa tuan pergi kesana?" “Apa maksud tuan? Bukankah saya seorang lelaki? Bukankah umur saya lebih dari 16 tahun?” Sukarno bertanya balik, tapi si perwira terus ngotot mendesak ingin tahun.
Sukarno pun berusaha pasang wajah mesum agar teryakinkan dia adalah hidung belang yang datang bercinta dan bukan rapat.
“Yaaahhh, dugaan tuan untuk apa saya ke sana? Untuk bercintaan dengan seorang perempuan, itulah alasannya," kata Sukarno.
BACA JUGA:Kisah Siti Oetari, Istri Pertama Tapi Bukan Cinta Pertama Soekarno Hingga Tak 'Disentuh'
Diketahui, kala itu Soekarno dan beberapa tokoh pergerakan lainnya melakukan pertemuan di tempat pelacuran atau rumah bordil.
Karena dikatakan Soerkarno rumah bordil tempat praktek pelacur jadi tempat yang paling aman untuk mengadakan pertemuan-pertemuan penting.
“Aku menjadi sasaran utama bagi [mata-mata PID] Belanda. Mereka mengintipku seperti berburu binatang liar. Mereka melaporkan setiap gerak-gerikku. Sangat tipis harapanku agar bisa luput dari intipan ini. Kalau para pemimpin dari kota lain datang, aku harus mencari tempat rahasia untuk berbicara,” aku Sukarno dalam autobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (1965).
Sukarno mengaku dia sering berbicara di belakang sebuah mobil sambil menundukkan kepalanya. Itu bahkan bukan satu-satunya cara.
“Aku memikirkan siasat gila-gilaan untuk membikin bingung polisi,” kata Sukarno.
“Tempat lain yang kami pergunakan untuk pertemuan ialah rumah pelacuran. Aduh, ini luar-biasa bagusnya.”
Soal peran kupu-kupu malam dalam pergerakan revolusi Indonesia ini banyak dituturkan Soekarno pada Cindy Adams, penulis buku Sukarno An Autobiography as Told to Cindy Adams.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: