Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih
Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih--
RADARMUKOMUKO.COM - Inggit Garnasih kelahiran 17 Februari 1888 adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Ia dikenal dengan wanita setia dan berjasa besar mengantar Soekarno pada kesuksesannya hingga kemerdekaan Indonesia.
Inggit dan Soekarno menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung. Kebersaman keduanya sekitar 20 tahun dengan diakhiri perceraian pada tahun 1942.
Kisah cinta Inggit-Soekarno ditulis menjadi sebuah roman yang disusun Ramadhan KH yang dicetak ulang beberapa kali sampai sekarang. Beliau meninggal di Bandung pada tanggal 13 April 1984. Dua bulan sebelum meninggal, Fatmawati mengunjungi beliau atas bantuan Ali Sadikin.
Inggit memang dikenal cantik menjadi primadonadesa di kampungnya. Dari sekian banyak lelaki yang berharap bisa mendekatinya, namun akhirnya Inggit menikah dengan Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan.
BACA JUGA:Sosok Bung Tomo, Pembakar Api Semangat Para Arek Suroboyo, Mendekam Dipenjara Era Soeharto
BACA JUGA:Mengenal Karir Militer Presiden Soeharto, Serangan Umum Hingga Peristiwa Banjir Darah Penumpasan PKI
Namun keduanya berakhir dengan perceraian dan inggit kembali menikah dengan pengusaha yang juga aktif di organisasi Sarekat Islam bernama Haji Sanusi.
Tidak ada persoalan dalam rumah tangga Inggit dan Haji Sanusi, hanya dirasa kurang bahagia karena Inggit sering ditinggal suaminya yang terlalu sibuk.
Pertemuan Inggit dengan Soekarno dimulai saat Sukarno melanjutkan kuliah ke kota kembang Bandung setelah lulus dari Hogere Burger School (HBS) di Surabaya.
Soekarno pindah ke Bandung melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng, sekarang IPB.
Bung Karno saat itu juga sudah menikah dengan Siti Oetari yang tidak lain adalah putri kesayangan bapak kost-nya di Surabaya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Pernikahan keduanya bukan karena cinta, tapi karena sebagai bentuk perhormatan Soekarno kepada bapak kosnya yang sudah banyak membantunya. Bahkan cinta Sukarno pada Oetari lebih condong seperti cinta kepada saudara.
BACA JUGA:Kisah Strategi Perang Gerilya Letkol Soeharto, Rebut Yogyakarta Dunia International Gempar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: