2000 Pasukan Janda Bersama Ratu Maritim Indonesia Malahayati, Menjajal Pasukan Belanda di Samudra

2000 Pasukan Janda Bersama Ratu Maritim Indonesia Malahayati, Menjajal Pasukan Belanda di Samudra

Inong Balee pasukan janda laksamana malahayati-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko

Pada tahun 1585–1604, Laksamana Malahayati diberi jabatan strategis sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.

BACA JUGA:Kisah Nyai Dasima Gundik Petinggi Belanda, Tragedi Cinta Yang Berakhir Tragis

BACA JUGA:Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Perjuangan Malahayati bermula dari peristiwa perang di perairan Selat Malaka. Pasukan kasultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil yang dibantu dua orang laksamana, salah satunya Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.

Pertempuran yang berlangsung sengit tersebut dimenangkan oleh pasukan Kesultanan Aceh. Namun, suami Malahayati itu tewas dalam pertempuran tersebut.

Tahu suaminya tewas, Malahayati pun berjanji akan menuntut balas dan meneruskan perjuangan suaminya.

Akhirnya tibalah momen dimana Cornelis de Houtman ditantang untuk bertarung dengan pimpinan pasukan Inong balee, yakni Malahayati.

Kendati lawannya adalah seorang pria, Malahayati tidak gentar dan akhirnya mampu menumbangkan Cornelis de Houtman melalui sabetan tajam Rencongnya. Padahal kala itu Cornelis de Houtman bersenjatakan pedang.

Pertarungan berlangsung di geladak kapal Cornelis de Houtman pada 11 September 1599. Tanggal ini dicatatkan sejarah sebagai hari kematian Cornelis de Houtman.

BACA JUGA:Tan Malaka, Pahlawan Berjasa Besar Yang Terlupakan Hingga Tak Diketahui Makamnya

BACA JUGA:Las Vegasnya Indonesia, Marina City Batam Surganya Dunia Malam, Menjadi Kota Seram, Begini Penampakannya

Kapten itu tewas di tangan seorang perempuan Aceh ini. Malahayati kemudian mendapat gelar “Laksamana” untuk keberaniannya.

Perjuangan Laksamana Malahayati yang gigih melawan penjajah bersama Inong Balee harus terhenti pada tahun 1606. Saat pertempuran Inong Balee melawan Portugis di periaran Selat Malaka, Laksamana Malahayati tewas.

Jasad Laksamana Malahayati kemudian dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Majid Raya, Kabupaten Aceh Besar, sekitar 35 kilometer dari ibu kota Provinsi Nanggrou Aceh Darussalam atau pusat Kota Banda Aceh.

Makam laksamana Malahayati berada di puncak bukit kecil sebelah utara Desa Lamreh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: