Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak--

RADARMUKOMUKO.COM - Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, kondisi negara masih mecekam dan jauh dari ketenangan. Pada tahun 1946-1947, suasana di kota Yogyakarta penuh dengan pengungsi dan kehidupan yang sangat sulit.

Untuk bertahan hidup, demi sesuai nasi banyak yang menghalalkan segala cara. Maka aksi Begal, pencopet, dan maling senantiasa terjadi, siang maupun malam.

Parahnya laki praktek porstitusi juga meraja lela, pelacur beroperasi di sudut-sudut kota tanpa ada rasa takut dan malu.

Melansir dari konteks.co.id, Kondisi ini tentu membuat Sri Sultan Hamengkubuwo pusing tujuh keliling hingga Sultan Hamengkubuwono IX meminta Mayjen Prof Drg Moestopo, penasihat khusus militer Presiden Soekarno untuk ikut memikirkan solusi membersihkan penyakit masyarakat.

BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan DI/TII Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ujian Paling Berat Bangsa

BACA JUGA:Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kondisi Politik Indonesia Masih Kacau dan Ekonomi Terpuruk

Bukannya melakukan penertiban seperti yang diharapkan banyak orang, sang jendral dengan otak militernya memberdayakan copet, maling, perampok dan pelacur untuk ikut berjuang dalam revolusi.

Ia mengirimkan para maling dan pelacur ke daerah-daerah pendudukan Belanda. Sebuah ide yang aneh namun sangat brilian, yaitu mengirimkan penyakit masyarakat ke daerah lawan. Ini psywar yang out of the box.

Bukan saja palacur dan maling kota Yogyakarta yang dikumpulkan, tapi juga dari Surabaya dan Gresik.

Layaknya akan berperang melawan musuh, para pelacur dan maling mendapat “pelatihan militer’ berupa pendidikan disiplin dan ilmu perang.

Instrukturnya juga bukan kaleng-kaleng, tapi para tentara yang sudah terjun dalam berbagai palagan, salah satunya Kolonel TB Simatupang.

Singkat cerita, pelatihan militer selesai dilakukan. Pasukan ini diberi nama oleh Moestopo Pasukan Terate singkatan dari Tentara Rahasia Tertinggi. 

Ada dua unit, yaitu Barisan Maling (BM) dan Barisan Wanita Pelacur (BWP).

Tugas pertama Pasukan Terate adalah ke Kebumen untuk menghambat gerak maju tentara Belanda pimpinan Jenderal Spoor ke Yogjakarta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: