Sejarah Kerja Paksa Pembangunan Jalan Alas Roban, Penuh Kengerian Hingga Tempat Pembuangan Mayat

Sejarah Kerja Paksa Pembangunan Jalan Alas Roban, Penuh Kengerian Hingga Tempat Pembuangan Mayat

Sejarah Kerja Paksa Pembangunan Jalan Alas Roban, Penuh Kengerian Hingga Tempat Pembuangan Mayat--

RADARMUKOMUKO.COM - Sebagian orang pasti tahu dengan jalan Alas Roban atau Jalur Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jalan yang menghubungkan Kota Batang dan Semarang dan merupakan bagian dari Jalur Pantura, salah satu jalur jalan tanjakan yang cukup curam. 

Melansir dari wikipedia.org, jalanan yang menanjak berkelok dan kepadatan kendaraan saat arus mudik acap kali menyebabkan kecelakaan di daerah tersebut. 

Dari Kendal menuju Pekalongan harus melawati kawasan Alas Roban yang konon merupakan salah satu Jalur Tengkorak di Jawa Tengah. Alas artinya Hutan, berarti kawasan ini adalah hutan belantara yang dibelah untuk dibuat jalan raya. Medannya lumayan sulit. 

Banyak kelokan dan tanjakan curam. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, maka saat ini sudah dibuatkan jalur alternatif di kawasan Alas Roban. 

BACA JUGA:Keris Cakra Donya Sultan Hasanuddin, Memancarkan Cahaya dan Mengeluarkan Suara Gemuruh dalam Peperangan

BACA JUGA:Co-Location ‘SenyuM’ dari BRI, Pegadaian, & PNM, Mudahkan Pelaku Usaha Akses Layanan Permodalan

Perlu diketahui, seperti dilansir dari mbatang.com, jalanan ini dibangun pada era Misteri Alas Roban pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda ke-36 yang memerintah antara tahun 1808-1811.

Jalan yang lebih dikenal dengan sebutan De Grote Postweg yang berarti Jalan Raya Pos ini dibangun untuk tujuan pembangunan infrastruktur sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk.

Suatu hal yang tak boleh dilupakan oleh masyarakat Indonesia, pembangunan jalan di Daendels itu, Alas Roban lewat kerja paksa atau kerja rodi. Tidak sedikit nyawa warga yang meninggal dalam kerja paksa tersebut.

Mayat-mayat para pekerja yang meninggal juga dibuang di sini. Tercatat ada ribuan orang pribumi yang menjadi korban saat pembangunan tersebut.

Selain itu Alas Roban juga disebut menjadi tempat pembuangan mayat korban petrus di era orde baru tahun 1980-an. Ini didasari dari banyaknya saksi hidup yang mengatakan hampir sebagian besar para korban petrus saat itu dibuang di area Alas Roban ini.

Tidak hanya itu, di daerah tersebut juga sudah sering sekali terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kabarnya sudah banyak pula yang meninggal di sana akibat kecelakaan tersebut. 

BACA JUGA:Ada yang Pedas Tapi Bukan Omongan, Ini Resep Sambal Petis Khas Jawa Timur yang Bikin Mata Merem Melek

BACA JUGA:Jual Beli Budak Pribumi Menjadi Bisnis Menggiurkan Era Belanda, Harga Budak Bali Mahal Karena Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: