Keris Mpuh Gandring Singasari, Mengapa Kutukannya Bunuh Tujuh Raja Termasuk Ken Arok Sendiri?

Keris Mpuh Gandring Singasari, Mengapa Kutukannya Bunuh Tujuh Raja Termasuk Ken Arok Sendiri?

Keris Mpuh Gandring Singasari, Mengapa Kutukannya Bunuh Tujuh Raja Termasuk Ken Arok Sendiri?--

RADARMUKOMUKO.COM - Keris Mpu Gandring adalah pusaka termasyhur dalam sejarah berdirinya Kerajaan Singasari di Jawa Timur. Keris ini juga terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singhasari termasuk pendiri dan pemakainya, Ken Arok.

Keris ini dibuat seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti, Mpu Gandring. Menurut legenda, Ken Arok memesan keris ini untuk membunuh Tunggul Ametung, raja Tumapel yang menikahi Ken Dedes, wanita cantik yang dicintai Ken Arok.

Namun, Ken Arok tidak sabar menunggu keris itu selesai dibuat. Ia mendesak Mpu Gandring untuk segera menyerahkan keris itu padanya, meskipun Mpu Gandring mengingatkan bahwa keris itu belum sempurna dan masih perlu proses penajaman.

Ken Arok tidak peduli dengan peringatan Mpu Gandring. Ia merampas keris itu dari tangan Mpu Gandring dan menusuknya ke dada sang pandai besi.

BACA JUGA:Meneer Belanda Turis Pertama Kali Datang ke Bali, Padahal Awalnya Tidak Pernah Promosi Wisata, Karena Ini

BACA JUGA:Kenali 11 Suku Nusantara Yang Terkenal Dengan Kecantikan Wanitanya Sejah Dulu Kala

Sebelum mati, Mpu Gandring mengutuk bahwa keris itu akan membunuh tujuh orang termasuk Ken Arok sendiri.

Kutukan Mpu Gandring ternyata benar-benar terjadi. Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung dengan keris itu dan merebut tahta serta istri Tunggul Ametung. Ia mendirikan Kerajaan Singasari dan menjadi raja pertamanya dengan gelar Rajasa Sang Amurwabhumi.

Namun, nasib tragis menimpa Ken Arok. Ia dibunuh oleh anak tirinya, Anusapati, yang dendam karena Ken Arok telah membunuh ayah kandungnya, Tunggul Ametung. Anusapati menggunakan keris Mpu Gandring untuk menusuk Ken Arok di punggungnya.

Anusapati kemudian menjadi raja kedua Singasari, tetapi ia juga tidak berumur panjang. Ia dibunuh oleh adik tirinya, Tohjaya, yang juga ingin merebut tahta. Tohjaya juga menggunakan keris Mpu Gandring untuk membunuh Anusapati.

Tohjaya menjadi raja ketiga Singasari, tetapi ia juga tidak bisa menikmati kekuasaannya. Ia dibunuh oleh pemberontakan yang dipimpin oleh Ranggawuni, putra Ken Arok dari permaisuri lainnya.

Ranggawuni berhasil merebut tahta dan menjadi raja keempat Singasari dengan gelar Wisnuwardhana.

Wisnuwardhana tidak mau mengambil risiko dengan keris Mpu Gandring. Ia memerintahkan agar keris itu disimpan di sebuah tempat rahasia dan tidak boleh disentuh oleh siapa pun. Ia juga memindahkan ibu kota Singasari dari Tumapel ke Kutaraja.

Wisnuwardhana berhasil memerintah Singasari dengan damai dan sejahtera selama 23 tahun. Ia meninggal secara alami dan digantikan oleh putranya, Kertanegara, yang menjadi raja kelima dan terakhir Singasari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: