Misteri Kacamata Hitam Tembus Pandang Milik Presiden Ir. Soekarno, Mitos atau Fakta

Misteri Kacamata Hitam Tembus Pandang Milik Presiden Ir. Soekarno, Mitos atau Fakta

Kecamata hitam bung karno tembus pandangkah?-dokumen,net-Radar Mukomuko

Hingga masih warga awam banyak yang menganggap kacamata ini barang mewah dan langka serta punya kelebihan tertentu.

BACA JUGA:7 'Kota Mati' di Indonesia, Diantaranya Pernah Menjadi Pusat Perjudian dan Dunia Malam

BACA JUGA:Soekarno Marah Pada Presiden Amerika Karena Tak Disambut, Ternyata Karena Ada Tokoh PKI Aidit

Salah satu contoh kisah Cut Zahara Fona, perempuan asal Aceh tidak lulus SD. Namun ia memiliki ide jenius yang bisa membohongi orang se-Indonesia.

Dimana ia mengklaim janin dalam perutnya bisa bica dan mengaji. Masyarakat bahkan rela antre untuk menempelkan telinganya ke perut si ibu demi mendengarkan suara sang janin. Ajaib, dari perut itu memang terdengar suara orang bicara, kadang bahkan mengaji Al Quran.

Hebatnya, kasus janin bisa ngaji itu sampai dipercayai Wakil Presiden Adam Malik. Pak Wapres era Soeharto itu diyakinkan adiknya jika janin bisa mengaji itu memang benar adanya. Adam Malik lantas mengundang Cut Zahara Fona agar datang ke Istana Wapres.

Namun akhirnya kedok Cut Zahara tersingkap ketika perempuan ini berkunjung ke Banjarmasin. Panglima Daerah Kepolisian (sebutan Kapolda waktu itu) Kalimantan Selatan Brigjen Abdul Hamid Swasono tidak percaya ada janin bisa bicara. "Manusia tidak bisa bicara di dalam air (ketuban)," kata Abdul Hamid waktu itu.

Kapolda memerintahkan anak buahnya untuk mengungkap kasus itu. Kapolres Banjarmasin ditemani istri dan polwan waktu itu lantas menemui Cut Zahara dan pura-pura ingin mendengarkan suara si janin. 

BACA JUGA:Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ditilang Seorang Brigadir Polisi Jujur dan Berani

BACA JUGA:Keris Kyai Naga Siluman Milik Pangeran Diponegoro Yang Dirampas Belanda 193 Tahun, Kini Ada di Museum Ini

Dengan taktik yang jitu, akhirnya si polwan berhasil menyingkap kain Cut Zahara dan menemukan tape recorder di balik kain perempuan itu. Setelah kedoknya terbuka Cut Zahara pun dipenjara. Ia sempat kabur namun berhasil ditangkap kembali.

Keberadaan tape recorder yang biasa digunakan wartawan pada masa itu langka, maka banyak orang tertipu.

Maka kembali lagi dengan kisah "Kacamata Hitam" Bung Karno, kala itu mungkin di kalangan pejabat dan orang di Jakarta dan kota-kota sudah lumrah, namun di desa-desa belum begitu femiliar. Maka isu kacamata tembus pandang ini cepat diserap dan benar-benar dipercaya dan menyebar.

Kini kacamata hitam mudah didapat, apalagi saat ada pasar malam, sudah pasti pedagang kacamata hitam ini sangat ramai. Terkait kecamatan berteknologi tinggi, dilansir dari gelora.co, seperti itu tidak lagi menjadi barang spesial dan misterius seperti di zaman Bung Karno dulu.

Teknologi seperti itu sudah sangat umum digunakan oleh penegak hukum dan dunia intelijen untuk kepentingan pemberantasan kejahatan transnasional, seperti terorisme hingga narkoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: