Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ditilang Seorang Brigadir Polisi Jujur dan Berani

Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ditilang Seorang Brigadir Polisi Jujur dan Berani

Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ditilang Seorang Brigadir Polisi Jujur dan Berani--

RADARMUKOMUKO.COM - Kisah yang satu ini cukup banyak ditulis oleh berbagai artikel yang mengutib dari berbagai tulisan masa lampau. Bagaimana tidak, kisa ini cukup menginspirasi dalam penegakan hukum dan keberadaan seorang anggota polisi yang jujur dan berani dalam menegakkan hukum.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja, jenderal bintang 1 sekaligus salah seorang pahlawan negeri ini. 

Kisah itu terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah, pada pertengahan tahun 1960-an. Kala itu, jam baru menunjukkan pukul 5.30 WIB. Di pagi berkabut itu, Royadin, yang baru sepekan mendapat kenaikan pangkat dari agen polisi menjadi brigadir, sudah berada di pos jaga. Di Persimpangan Soko, yang mulai ramai dilalui delman dan becak.

Tiba-tiba, sebuah sedan hitam keluaran tahun 1950-an melaju pelan melawan arus. Ketika itu, sangat jarang warga yang memiliki mobil. Sehingga, yang tengah berkendara itu pastilah bukan orang sembarangan.

BACA JUGA:Rempang Eco City Vs Marina City Las Vegasnya Indonesia, Sama-Sama di Batam Tapi Beda Kelas dan Tujuan

BACA JUGA:Keris Kyai Naga Siluman Milik Pangeran Diponegoro Yang Dirampas Belanda 193 Tahun, Kini Ada di Museum Ini

Namun demikian, nyali Royadin tak menjadi ciut. Dia menghentikan mobil yang melaju santai tersebut.

Dia menghentikan mobil yang melaju santai tersebut. "Selamat pagi, bisa ditunjukan rebuwes, kata Royadin.

Rebuwes merupakan surat kendaraan kala itu. Pengemudi mobil membuka kaca. 

Pengemudi mobil membuka kaca. Namun dada Royadin terhentak. Seperti digebuk palu godam. Dia hampir pingsan setelah melihat siapa gerangan sang pengemudi itu. Dialah Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

"Ada apa pak polisi?"demikian tutur Sultan dengan sopan, setelah membuka pintu.

Tubuh Royadin masih gemetar. Namun dia segera siuman dari keterpanaan. Hatinya tetap bulat. Semua pelanggar harus ditindak.

"Bapak melanggar verboden" kata Royadin.

Royadin mengajak Sultan melihat papan tanda verboden itu. Namun ditolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: