Bangunan Belanda Yang Masih Bermafaat Hingga Sekarang, Ada Yang Dibangun Lewat Kerja Paksa
Bangunan Belanda Yang Masih Bermafaat Hingga Sekarang, Ada Yang Dibangun Lewat Kerja Paksa--
BACA JUGA:Pasar Tanah Abang Warisan dari VOC, Saksi Sejarah Perjuangan Etnis Tionghoa
BACA JUGA:Isi Surat Cinta Martha Christina Tiahahu dan Kapitan Pattimura, Kandas Selamanya Karena Ini
KAI dalam laman resminya menyebut, Stasiun Tanjung Priok lahir dari tangan dingin seorang arsitek Staats Spoorwegen (SS), perusahaan kereta api negara Hindia Belanda), yaitu C.W Koch. Pembangunan tempat ini melibatkan 1.700 tenaga kerja. Peresmian stasiun ini bersamaan dengan ulang tahun ke-50 SS, pada 6 April 1925.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Ternyata, RSCM atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu rumah sakit tua yang berdiri di tanah Batavia (Jakarta). Rumah sakit ini awalnya menjadi bagian dari STOVIA (sekolah kedokteran di Batavia), yang merupakan cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Rumah sakit ini dibangun pada 19 November 1919 dengan nama CBZ atau Centrale Burgelijke Ziekenhuis. Dengan adanya CBZ, maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat menjadi lebih baik karena fasilitas yang dimiliki cukup lengkap. Nama RSCM digunakan pada 17 Agustus 1964 usai diresmikan oleh Menteri Kesehatan saat itu, Dr. Satrio.
Gedung Joang ‘45
Juga Gedung peninggalan Belanda di Jakarta adalah Gedung Joang ’45 yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Gedung ini dibangun pada 1938 oleh seorang pengusaha Belanda bernama J. Schomper dan difungsikan sebagai hotel dengan nama Schomper 1.
Hotel ini memang khusus dibangun bagi para pejabat atau elite Hindia-Belanda, pejabat asing, dan pejabat pribumi. Namun, saat Jepang menginvasi Belanda di Indonesia pada tahun 1942, bangunan ini dikuasai militer Jepang dan menjadi tempat pendidikan nasionalisme para pemuda Indonesia.
Namanya berubah dari Schomper 1 menjadi Gedung Menteng 31. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai markas pemuda yang dikenal dengan nama Pemuda Menteng 31. Pada 19 Agustus 1974, bangunan ini barulah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan Presiden Soeharto, sebagai Museum Joang ’45.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: