Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak
Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak--
Maka sudah pasti, penyakit menular seksual pun menghinggapi para pasukan Republik.
Kolonel Nasution bahkan sempat menerima laporan bahwa ada Taruna Akademi Militer yang sedang praktik perang di front pertempuran ikut menjadi korban pasukan pelacur ini.
Namun berjalan waktu Barisan Maling (BM) dan Barisan Wanita Pelacur (BWP) ini mulai kendor dan mereka tidak lagi pilih sasaran.
Bukannya terus menyatroni markas Belanda, para maling ini pun menyasar rumah warga biasa. Tentu saja hal ini malah menambah masalah.
Lucunya lagi, bukan hanya warga dan prajurit yang menjadi korban dari Barisan Terate, barang pribadi Jenderal Moestopo yang merupakan komandan yang membentuk mereka juga ikut jadi sasaran maling.
Kopernya yang berisi pakaian dan uang raib oleh pasukan yang dibentuknya.
BACA JUGA:Sejarah Papua Merdeka Tidak Lepas dari Peran Belanda, Hingga Diteruskan KKB
BACA JUGA:Achmad Sachdi, Sosok Penghianat Yang Berpihak Pada Belanda di Tengah Perperangan
Suatu hari sang jenderal melapor pada Letkol Sukanda Pratamanggala bahwa dirinya kehilangan baju. Bukannya penasaran dan menyelidiki siapa pencurinya, Sukanda malah tertawa terbahak-bahak.
Moestopo yang bingung lantas bertanya kenapa dia tertawa. Perwira menengah itu menjawab bahwa pelaku pencurian itu “pasukan khususnya”.
Kapok dengan kelakuan kombatan dadakan ini, beberapa hari kemudian Moestopo menarik unit-unit itu dari front sekaligus membubarkannya.
Ketika bertemu Presiden Soekarno di lain waktu, Moestopo kembali menceritakan senjata makan tuan dari pada prajurit bentukannya. Bung Karno pun ikut tertawa terbahak-bahak.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: