Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951

Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951

Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951--

RADARMUKOMUKO.COM - Proklamasi Klad adalah naskah asli teks Proklamasi Indonesia yang merupakan tulisan tangan sendiri oleh Soekarno sebagai pencatat, dan merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Hatta dan Achmad Soebardjo. 

Adapun perumus proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia terdiri dari Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Kala itu para pemuda yang berada di luar meminta supaya teks proklamasi bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan. Beberapa kata yang dituntut adalah "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", atau "merebut". 

Akhirnya yang dipilih adalah "pemindahan kekuasaan". Setelah dirumuskan dan dibacakan di rumah orang Jepang, isi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.

BACA JUGA:BRI Fokuskan Langkah Transformasi di Seluruh Aspek

BACA JUGA:Pemilik Masayu.r, Akui KUR BRI Bikin Usaha Makin Lancar Jaya

Naskah Proklamasi Klad atau asli ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda. 

B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.

Dalam sejarahnya, mengutip dari katadata.co.id pembentukan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi karena sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Akhirnya Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada 15 Agustus 1945.

Golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Wikana, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dan lainnya mendengarkan kabar tersebut melalui siaran radio. Kemudian golongan pemuda itu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera menyatakan proklamasi.

Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.30, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa golongan pemuda ke Rengasdengklok atau markas PETA. Mereka disembunyikan di daerah Karawang. Terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. 

Pada 15 Agustus 1945, golongan pemuda yang dipimpin Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana kemudian mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Ahmad Subarjo kemudian mendatangi golongan muda, meminta mereka melepaskan Soekarno Hatta dan menjamin proklamasi segera dilakukan. 

Rombongan kemudian berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda. Laksamana Maeda mempersilahkan tokoh tersebut untuk menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya lebih lanjut. Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menolak rencana proklamasi tersebut. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membuat naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

BACA JUGA:Gunakan Aplikasi BRImo, IRT Palembang Ini Mengaku Sangat Terbantu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: