Aksi Balas Dendam Rakyat Setelah Merdeka, 'Masa Bersiap' Memburu Habis Sisa Tentara Belanda dan Keturunannya

Aksi Balas Dendam Rakyat Setelah Merdeka, 'Masa Bersiap' Memburu Habis Sisa Tentara Belanda dan Keturunannya

Aksi Balas Dendam Rakyat Setelah Merdeka, 'Masa Bersiap' Memburu Habis Sisa Tentara Belanda dan Keturunannya--

Sebagai akibat dari perang saudara di Tiongkok Daratan, sebagian orang Tionghoa kaum kanan waktu itu banyak yang mendukung partai Kuomintang yang juga pro-Belanda, secara otomatis tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, sehingga mereka juga ikut menjadi korban dari masa tersebut. 

Peristiwa bermula dengan dijarah dan dirampoknya Depok oleh para Pemoeda atau Pelopor pada tanggal 9 Oktober 1945.

Depok waktu itu dikenal sebagai pusat tempat tinggalnya orang Indo.

Sedangkan masa akhir Bersiap ditetapkan selesai dengan munculnya aksi Agresi Militer Belanda I atau Aksi Polisi Belanda I pada bulan Januari 1947.

Namun pemerintah Belanda mendefinisikan masa ini lebih luas, yaitu dari Kapitulasi Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945 sampai pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

Indonesia lebih sering menyebut periode itu sebagai Revolusi Nasional Indonesia atau Agresi Militer, yakni masa-masa mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda pada periode 1945-1950.

Kronologisnya, dimulai sejak 7 Oktober 1945 dengan upaya para pemuda Indonesia untuk menghalangi pedagang yang hendak menjual kebutuhan pokok kepada orang-orang Belanda. 

BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan APRA, Didalangi Kolonialis Belanda dan Berhasil Ditumpas TNI

BACA JUGA:Kisah Malahayati, Memimpin 2000 Pasukan Wanita Janda, Duel Maut Dengan Tentara Belanda Pembunuh Suaminya

Rumah Asisten Wedana Depok pun dirampok pada hari itu. Selanjutnya, wilayah Depok dirampas oleh Pemoeda pada 9 Oktober 1945 dan lima rumah warga dirampok. 

Keesokan harinya, gedung pangan di Depok diserbu oleh para gelandangan. Pada 11 Oktober 1945, pertempuran dalam Masa Bersiap dilanjutkan dengan serangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terhadap Belanda. 

Serangan ini dikenal dengan istilah Gedoran. Kerusuhan berlanjut pada 13 Oktober 1945, ketika segerombolan orang menyerbu Belanda dan menewaskan 10 korban jiwa. 

Orang-orang Eropa dan Indo lalu dikumpulkan di belakang Stadion Depok dan dijadikan tawanan. Kekerasan juga menimpa etnis Ambon dan Manado karena mereka dianggap bekerja sama dengan pemerintah serta militer Belanda selama masa kolonialisme.

Penjarahan dan pembunuhan yang terjadi selama Periode Bersiap juga disebut disertai dengan penyiksaan keji dan pemerkosaan. 

BACA JUGA:4 Suku Indonesia Yang Membuat Belanda Babak Belur, Selain Jago Perang Mereka Jago Ilmu Mistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: