Lapar Ekstrem Saat Puasa? Jangan Coba-coba Lewatkan Sahur dan Berbuka! Simak Risiko Kesehatan yang Mengintai

Lapar Ekstrem Saat Puasa? Jangan Coba-coba Lewatkan Sahur dan Berbuka! Simak Risiko Kesehatan yang Mengintai--
RMONLINE.ID – Puasa Ramadan adalah ibadah yang mulia, namun bagaimana jika seseorang berpuasa tanpa makan sahur dan berbuka? Tindakan ini tentu akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan tubuh. Penting untuk dipahami bahwa tubuh manusia memerlukan asupan nutrisi dan cairan yang cukup agar dapat berfungsi optimal, terutama saat menjalankan ibadah Puasa.
Ketika seseorang berpuasa tanpa sahur, tubuh akan mengalami kekurangan energi sejak pagi hari. Padahal, sahur berfungsi sebagai sumber energi utama untuk menjalani aktivitas sepanjang hari. Tanpa sahur, kadar gula darah akan menurun drastis, menyebabkan rasa lemas, pusing, dan sulit berkonsentrasi. Lebih jauh lagi, tubuh akan memecah cadangan glikogen dan lemak untuk menghasilkan energi, yang jika berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme.
Selanjutnya, saat waktu berbuka tiba, tubuh yang telah kosong seharian membutuhkan asupan nutrisi untuk memulihkan energi dan elektrolit yang hilang. Namun, jika seseorang melewatkan waktu berbuka, tubuh akan terus mengalami defisit energi dan cairan. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, mulut kering, dan urine berwarna gelap. Dehidrasi yang parah dapat berakibat fatal, seperti gangguan fungsi ginjal dan ketidakseimbangan elektrolit.
BACA JUGA:Ini Dia Alasan Mengapa Kucing Suka Menggosokkan Tubuh ke Kaki Pemiliknya
BACA JUGA:Resep Kulit Risol Sederhana yang Lezat dan Anti Sobek, Cocok untuk Takjil
Selain kekurangan energi dan dehidrasi, puasa tanpa sahur dan berbuka juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Elektrolit, seperti natrium, kalium, dan magnesium, berperan penting dalam mengatur fungsi otot, saraf, dan jantung. Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan kram otot, detak jantung tidak teratur, dan bahkan gagal jantung.
Dampak lain dari puasa ekstrem ini adalah penurunan fungsi kognitif. Otak membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika kadar gula darah rendah, kemampuan otak untuk berkonsentrasi, mengingat, dan mengambil keputusan akan terganggu. Hal ini dapat berdampak negatif pada aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang bekerja atau belajar.
Tidak hanya itu, sistem kekebalan tubuh juga akan melemah akibat kekurangan nutrisi. Tubuh membutuhkan vitamin, mineral, dan protein untuk memproduksi sel-sel kekebalan yang melawan infeksi. Tanpa asupan yang cukup, tubuh akan lebih rentan terhadap penyakit.
BACA JUGA:Cek Status DTKS-mu Sekarang, Begini Cara Mengeceknya secara Online
BACA JUGA:Tips Menjaga Hidrasi Tubuh saat Puasa di Musim Panas agar Puasa tetap Lancar
Secara psikologis, puasa tanpa sahur dan berbuka dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti mudah marah, gelisah, dan depresi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan neurotransmiter dalam otak.
Dalam jangka panjang, puasa ekstrem ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti gastritis dan tukak lambung. Lambung yang kosong dalam waktu lama akan menghasilkan asam lambung yang berlebihan, yang dapat mengiritasi lapisan lambung.
Penting untuk diingat bahwa ibadah puasa bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan untuk menyiksa diri. Oleh karena itu, menjalankan puasa dengan bijak dan memperhatikan kesehatan tubuh adalah kunci utama.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalankan ibadah puasa. Dokter dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: