Mengapa Kita Lupa dengan Alur Mimpi Setelah Bangun Tidur? Ini Penjelasannya
Mengapa Kita Lupa dengan Alur Mimpi Setelah Bangun Tidur? Ini Penjelasannya--
RMONLINE.ID - Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang sering kali terasa nyata, penuh dengan gambar, suara, dan cerita yang aneh atau fantastis.
Namun, begitu kita bangun tidur, sebagian besar mimpi itu lenyap dari ingatan kita. Mengapa hal ini terjadi? Berikut adalah penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini.
Peran Fase Tidur REM
Mimpi biasanya terjadi selama fase Rapid Eye Movement (REM), salah satu dari lima tahap tidur manusia. Fase ini biasanya berlangsung sekitar 90 menit setelah kita tertidur dan ditandai dengan aktivitas otak yang tinggi, detak jantung yang cepat, serta gerakan mata yang cepat di bawah kelopak mata. Selama fase ini, otak kita sangat aktif, hampir seperti saat kita terjaga.
BACA JUGA:Apa Itu Throning? Istilah Baru Para Gen Z yang Harus Diketahui
BACA JUGA:Alasan Kenapa Kesulitan Ekonomi Bisa Menyebabkan Trauma pada Anak
Namun, penelitian menunjukkan bahwa selama tidur REM, aktivitas di hippocampus bagian otak yang berperan penting dalam pembentukan memori jangka panjang menurun. Akibatnya, mimpi yang kita alami tidak tercatat secara efektif di otak, sehingga sulit untuk diingat setelah kita bangun tidur. Hal ini juga menjelaskan mengapa kita cenderung mengingat mimpi jika terbangun saat berada di fase REM, dibandingkan jika bangun di fase tidur lainnya.
Pengaruh Neurokimia Otak
Salah satu faktor utama yang memengaruhi kemampuan kita mengingat mimpi adalah kadar neurotransmiter tertentu di otak. Selama tidur REM, kadar noradrenalin senyawa kimia yang membantu pembentukan memori menurun drastis. Hal ini berbeda dengan saat kita terjaga, di mana kadar noradrenalin lebih tinggi, sehingga informasi lebih mudah disimpan.
Penurunan kadar noradrenalin ini membuat otak sulit menyimpan detail mimpi, meskipun mimpi itu berlangsung cukup intens.
Selain itu, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa aktivitas korteks prefrontal, yang bertanggung jawab untuk berpikir logis dan mengingat, juga menurun selama tidur REM. Hal ini membuat kita sulit mengingat atau memahami alur mimpi yang sering kali tidak logis.
Gangguan Transisi Fase Tidur
Peralihan antara fase tidur turut memengaruhi kemampuan kita mengingat mimpi. Jika kita terbangun di luar fase REM, seperti saat berada di fase tidur nyenyak atau non-REM, kemungkinan besar kita tidak akan mengingat mimpi.
Gangguan tidur seperti sleep apnea, yang menginterupsi fase REM, juga dapat mengurangi kesempatan untuk mengingat mimpi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: