Ketakutan Terhadap Dokter! Mari Kenali Gangguan Latropobia

Ketakutan Terhadap Dokter! Mari Kenali Gangguan Latropobia

Ketakutan Terhadap Dokter! Mari Kenali Gangguan Latropobia--Foto : Pexels

BACA JUGA:5 Ciri Utama Seseorang yang Hanya Sebatas Bernafsu Mendapatkanmu, Waspadalah!

BACA JUGA:Hindari Bawa Perasaan Agar Betah! Begini Cara Menghadapi Bos yang Mudah Marah

• Gejala fisik seperti mual, pusing, berkeringat berlebihan, atau jantung berdebar kencang

• Kesulitan tidur sebelum janji medis yang dijadwalkan

• Pikiran irasional tentang dokter atau perawatan medis

Dampak latrophobia pada kesehatan dapat signifikan. Penderita mungkin menunda atau menghindari pemeriksaan kesehatan rutin, skrining penyakit, atau perawatan yang diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan kondisi medis tidak terdiagnosis atau tidak diobati, yang berpotensi memperburuk masalah kesehatan.

Diagnosis latrophobia biasanya dilakukan oleh profesional kesehatan mental menggunakan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). 

Penting untuk membedakan latrophobia dari kecemasan umum terkait prosedur medis, karena intensitas dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari jauh lebih signifikan.

BACA JUGA:Jangan Dicoba-coba Nanti Ketagihan! Begini Resep Udang Mentega yang Nagihnya Kebangetan

BACA JUGA:Tak Banyak yang Tahu! Inilah Berbagai Manfaat Buah Persik Bagi Kesehatan

Pengobatan latrophobia umumnya melibatkan pendekatan psikoterapi, dengan terapi perilaku kognitif (CBT) sebagai metode yang paling efektif. 

CBT membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif tentang dokter dan perawatan medis, serta mengajarkan teknik relaksasi dan coping.

Teknik desensitisasi sistematis juga sering digunakan, di mana penderita secara bertahap diperkenalkan pada situasi medis, dimulai dari yang paling ringan hingga yang lebih menantang. 

Exposure therapy, di mana penderita dihadapkan langsung pada objek atau situasi yang ditakuti dalam lingkungan yang aman dan terkontrol, juga dapat efektif.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti anti-kecemasan mungkin diresepkan untuk membantu mengelola gejala, terutama jika diperlukan prosedur medis mendesak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: