Pesawat Pertama Indonesia Sumbangan Dari Warga Aceh, Begini Sejarah dan Jasanya

Pesawat Pertama Indonesia Sumbangan Dari Warga Aceh, Begini Sejarah dan Jasanya

Pesawat Pertama Indonesia Sumbangan Dari Warga Aceh, Begini Sejarah dan Jasanya-Istimewa-Berbagai Sumber

Rute penerbangan dari Jogjakarta ke ujung barat Indonesia adalah rute yang cukup panjang yang melewati daerah yang sebagian besar dikuasai oleh Belanda yang mempunyai beberapa skadron pemburu.  

TNI AU menentukan rute tersebut tentu setelah melalui pertimbangan yang matang dan dengan keyakinan bahwa misi penerbangan pasti dapat dilaksanakan dengan baik. 

Penerbangan ini merupakan penerbagan perdana setelah menjadi milik Indonesia. Di Aceh, pesawat ini disambut dengan gembira dan suka cita, bahkan sempet diadakan terbang perkenalan kepada pemuka masyarakat Aceh. 

Penerbangan berikutnya adalah penerbangan dari Maguwo tanggal 1 Desember 1948 menuju Piobang (Payakumbuh) membawa beberapa personel untuk memperkuat militer di Sumatera. 

Tiga hari di Payakumbuh, tanggal 4 Desember pesawat bertolak ke  Kutaraja untuk mengangkut kadet ALRI dari Payakumbuh ke Kutaraja yang dipimpin oleh Kasal Laksamana Laut Subijakto.

Dalam perawatan mesin berkala (periodical overhaul) dan pemasangan tangki jarak jauh (long range tank), pada tanggal 6 Desember pesawat langsung menuju Calcuta-India.

Pesawat diawaki oleh Kapten Pilot J. Maupin, Kopilot Opsir Udara III Sutardjo Sigit, juru radio Opsir Muda Udara III Adi Sumarmo serta seorang juru mesin Caesselbery. RI-001 membawa empat penumpang, saudagar Aceh yang akan merintis hubungan dagang dengan luar negeri.

Dakota RI-001 dinyatakan layak operasional sejak tanggal 20 Januari 1949. Namun tidak memungkinkan untuk kembali ke tanah air berhubung berkecamuknya perang menghadapi Agresi Belanda II. 

Berhubung sudah terputusnya hubungan dengan pimpinan di tanah air maka Wiweko Supeno, Sutarjo Sigit, dan Sudaryono bersepakat untuk berjuang di luar negeri dengan cara lain. 

Dengan dasar pemikiran bahwa perjuangan menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan RI membutuhkan dana dan persenjataan. 

BACA JUGA:Baru Pertama Kali Pergi Liburan Menggunakan Pesawat? Jangan Sampai Kamu Tidak Tahu Istilah-Istilah di Bandara

BACA JUGA:Sejarah Pesawat Pertama Indonesia dari Cucuran Keringat Warga Aceh, Jasanya Untuk Bangsa

Mereka bersepakat untuk mengoperasikan pesawat di luar negeri melalui penerbangan komersial. Awalnya penerbangan komersial ini direncanakan di India, namun karena sudah ada perusahaan penerbangan India Nation Airline (INA) yang melayani penerbangan dalam negerinya sehingga perhatian dialihkan ke Birma.

Untuk bisa beroperasi di Birma, RI-001 harus dalam bentuk perusahaan air lines. Maka atas prakarsa Opsir Udara II Wiweko Supeno dan bantuan Bapak Marjuni (perwakilan RI di Birma) tanggal 26 Januari 1949 didirikanlah sebuah perusahaan penerbangan niaga {air lines) dengan nama “Indonesian Airways” yang berpangkalan di Ranggon (Birma). 

Indonesian Airways berdiri dengan modal utama satu pesawat RI-001 Seulawah dengan personel antara lain J.H. Maupin (pilot), Alan Ladmore dan Caesselbery (juru mesin) dibantu oleh tenaga Indonesia, Opsir Udara III Wiweko Supomo, Opsir Udara II Sutardjo Sigit, dan Opsir Udara Sudarjono. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: