Banjir Belum Surut, Gunung Merapi Kerinci Dikabarkan Alami Getaran

Banjir Belum Surut, Gunung Merapi Kerinci Dikabarkan Alami Getaran

Banjir Belum Surut, Gunung Merapi Kerinci Dikabarkan Alami Getaran-Ilustrasi-

RADARMUKOMUKO.COM - Kabupaten Kerinci, Sungai Penuh, Provinsi Jambi dalam dua minggu terakhir harus menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang cukup parah.

Bahkan kabarnya, sampai sekarang di berbagai titip banjir masih terjadi, apalagi kondisi cuaca masih kerap hujan, ancaman meningkatnya benjir masih terjadi.

Yang menjadi persoalan lagi, ditengah bencana banjir ini warga Kerinci, Sungai Penuh juga harus mewaspadai aktivitas gunung merapi

Dikutib dari, jambiekspres.disway.id, berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 13 Januari 2024 pukul 8.00 WIB lalu. 

BACA JUGA:Kasus Kebakaran Lahan di 2023 Tinggi, Pemkab Mukomuko Tangani Puluhan Peristiwa

Terekam pada tanggal 11 dan 12 Januari 2024 terjadi Getaran Tremor menerus dengan amplitude maksimum 0,5-1 mm (dominan 0,5 mm) di Gunung Kerinci.

Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan tingkat aktivitas Gunung Kerinci masih tetap pada Level II status Waspada!

Kemunculan Getaran Tremor ini mengindikasikan adanya pergerakan fluida (gas, cairan, padatan batuan) ke permukaan, namun hingga saat ini tidak teramati adanya perubahan visual terhadap tinggi dan warna hembusan gas dari kawah/puncak.

Grafik RSAM menunjukkan fluktuasi pada pola stabil mengindikasikan tidak terekam gempa-gempa dengan energi besar. Diduga saat ini aktivitas vulkanik masih berada pada reservoir magma dangkal.

"Oleh karena itu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3 km dari kawah puncak Gunung Kerinci,” tulis keterangan resmi Badan Geologi PVMBG dikutip Jambi Ekspres.

BACA JUGA:Sebanyak 919 Penyandang Disabilitas di Mukomuko Masuk DPT Pemilu 2024

Perkembangan aktivitas G. Kerinci hingga 13 Januari 2024 pukul 8.00 WIB, dari pengamatan visual ke arah puncak umumnya tertutup kabut, pada saat cuaca terang teramati kolom hembusan gas berwarna putih dengan intensitas tipis dengan tinggi sekitar 100-150 meter dari puncak.

Warna hembusan gas menunjukkan dominasi uap air, tidak ada material batuan/abu yang terbawa ke permukaan.

Terkait potensi bahaya hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi, erupsi abu, serta lontaran batuan di sekitar puncak/kawah yang dapat terjadi tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: