Emmy Saelan, Seorang Perawat dan Pejuang Yang Rela Meledakkan Diri Hingga Wafat Bersama Musuh

Emmy Saelan, Seorang Perawat dan Pejuang Yang Rela Meledakkan Diri Hingga Wafat Bersama Musuh

Emmy Saelan, Seorang Perawat dan Pejuang Yang Rela Meledakkan Diri Hingga Wafat Bersama Musuh--

Kala insiden kontak senjata antara KNIL dan para pemuda-pemuda Makassar, banyak pemuda menjadi korban, luka-luka bahkan sampai meninggal. 

Para pemuda yang luka-luka tersebut biasanya dibawa ke rumah sakit Stella Maris untuk dirawat, tempat Emmy Saelan bertugas dan mengembangkan kariernya sebagai juru-rawat.

BACA JUGA:Awal Kekalahan Belanda dari Jepang dan Kedatangan Sekutu ke Indonesia Diboncengi NICA

BACA JUGA:Orang Pribumi Batalyon Anjing NICA, Perangi Rakyat Sendiri Lebih Kejam dari Belanda

Melihat kondisi ini semangat nasionaliemenya untuk membantu pejuang dan mempertahankan kemerdekaan semakin menggebu-gebu.

Sebagai perawat Emmy Saelan selain mengobati pejuang yang terluka, ia juga memberikan bantuan obat-obatan secara diam-diam untuk pejuang bangsa. 

Emmy selalu waspada dalam memanfaatkan pekerjaannya, pihak rumah sakit selalu menaruh rasa curiga terhadapnya.

Seiring waktu, menyadari Belanda dan Sekutu ingin menggalkan kemerdekaan Indonesia Emmy dan rekan seprofesinya bersama pemuda di Makassar membuat berbagai langkah. 

Saat Sam Ratulangi ditangkap oleh Belanda pada 5 April 1946, Emmy bersama rekan-rekan perawat mengorganisir aksi mogok mengecam tindakan tersebut.

Kegiatan "revolusioner" Emmy tak berhenti sampai di situ. Ia kerap menyelundupkan obat-obatan dan peralatan medis ke daerah basis pejuang.

Reputasi Emmy di kalangan intelijen dan tentara Belanda tak lagi hanya sekadar perawat biasa. Ia dijuluki sebagai onruststoker atau si pembuat onar. 

Namanya masuk dalam daftar buronan paling dicari oleh tentara Belanda. Selanjutnya, Emmy Saelan ditunjuk selaku Kepala Bagian Kepalangmerahan dalam organisasi Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) yang berpusat di Polobangkeng Takalar, di bawah pimpinan Makkaraeng Dg.

Emmy Saelan ditempatkan dalam posisi bagian Palang Merah, juga mengangkat senjata sejajar dengan kaum pria lainnya guna mengusir penjajah.

Karena kegiatannya dianggap merugikan Belanda saat menjadi perawat di rumah sakit Stella Maris milik Belanda. Karena sering kali membantu para tawanan dari segi medis maupun membantu mereka melarikan diri. 

Emmy dipindahkan ke rumah sakit lain namun Emmy tak nyaman. Maka ia memutuskan untuk berhenti dan menjadi seorang yang melawan Belanda secara nyata.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: