Kisah Hidup Bung Karno, Dari Kusno Mejadi Soekarno Hingga Achmed Soekarno
Kisah Hidup Bung Karno, Dari Kusno Mejadi Soekarno Hingga Achmed Soekarno--
Diketahui, sejak kecil Soekarno memang sudah menjadi anak yang berprestasi bahkan mampu menguasai banyak bahasa, makanya kecerdasan Soekarno dikenal oleh dunia.
Semasa sekolah dasar hingga tamat, Soekarno indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) yang merupakan politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.
Kemudian melanjutkan sekolah di Hogere Burger School (HBS). Seiring waktu Soekarno telah memupuk rasa nasionalisme dalam sanubarinya.
Setelah dari HBS pada tahun 1920, Soekarno pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke Technische Hoogeschool (TSH) atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung hingga berhasil meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926.
Sebetulnya sebelumnya Soekarno sudah turun politik, pertama kali pada tahun 1915 saat menjadi anggota Jong Java Cabang Surabaya.
Soekarno kemudian mendirikan Algemeene Studie (ASC) di Bandung pada tahun 1926 yang merupakan hasil inspirasi dari Dr. Soetomo di Indonesische Studie Club.
Organisasi ASC inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya partai besar di Indonesia, Partai Nasional Indonesia yang lahir tahun 1927.
Berkat aktif di organisasi PNI itulah Soekarno beberapa ditangkap Belanda karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial.
Diketahui, juga di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Dimana terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?".
Karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian penamaan di Indonesia, terutama nama Jawa, yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga.
Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Soekarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia dijelaskan bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena dalam masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: