Pasukan Copet dan PSK Yang Hancurkan Jembatan dan Turunkan Bendera Belanda, Bikin Soekarno dan Moestopo Ketawa

Pasukan Copet dan PSK Yang Hancurkan Jembatan dan Turunkan Bendera Belanda, Bikin Soekarno dan Moestopo Ketawa

pasukan khusus copet dan pelacur hadapi belanda-Ilustrasi-istimewa radar mukomuko

RADARMUKOMUKO.COM - Berbagai upaya dan cara dilakukan oleh pendahulu bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah di negeri tercinta. Termasuk dengan mengirim pasukan khusus pelacur dan copet yang diberi nama Tentara Rahasia Tertinggi (Terate) dengan dibagi dalam dua kelompok, yaitu Barisan Maling (BM) dan Barisan Wanita Pelacur (BWP).

Walau terkesan iseng, namun jangan salah tugas mereka cukup besar dalam menggepur gerak Belanda. Tugas pertama Pasukan Terate adalah ke Kebumen untuk menghambat gerak maju tentara Belanda pimpinan Jenderal Spoor ke Yogjakarta. 

Mereka bertugas meledakkan semua jembatan di sepanjang Kebumen dan Gombong untuk mencegah tank-tank Belanda.

Sukses menghambat Belanda di Kebumen, Moestopo pindah ke front Subang. Wilayah tempur ini kala itu dikenal sebagai Sektor Bandung Utara-Timur, dia juga mengikutkan 100 orang Pasukan Terate terdiri dari pelacur dan copet ini.

BACA JUGA:Misteri Kacamata Hitam Tembus Pandang Milik Presiden Ir. Soekarno, Mitos atau Fakta

BACA JUGA:Artis Cantik Titin Sumarni Idola Masyarakat Hingga Soekarno, Berakhir Hidup Dalam Kemalaratan

Menurut beberapa versi keterangan, total Moestopo menurunkan hingga 2.000 pelacur dan maling untuk beroperasi di wilayah pendudukan Belanda.

Menurut sejarawan Robert B Cribb, unit-unit rahasia ini juga beroperasi di dalam kota Bandung.

“Selain untuk mencuri senjata, pakaian, dan alat tempur, tugas unit ini adalah menimbulkan kekacauan dan kebingungan di kalangan tentara Belanda,” sebut Cribb dalam buku Ganster and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and Indonesin Revolution 1945-1949.

Operasi ini sukses besar. Belanda kewalahan menghadapi psywar dari pasukan bentukan Jenderal Moestopo ini.

Kondisi sosial di daerah operasi Barisan Terate kacau balau. Banyak prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin berkat “operasi senyap” para pelacur revolusi ini.

Tingginya jumlah prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin menyebabkan terjadinya evakuasi besar-besaran dari pos militer. Imbasnya, kekuatan personel tempur di garis depan Belanda berkurang jauh.

BACA JUGA:Rempang Eco City Vs Marina City Las Vegasnya Indonesia, Sama-Sama di Batam Tapi Beda Kelas dan Tujuan

BACA JUGA:7 'Kota Mati' di Indonesia, Diantaranya Pernah Menjadi Pusat Perjudian dan Dunia Malam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: