Kisah Perlawanan Suku Nias Saonigeho, Belanda Putus Asa Karena Selalu Gagal dan Dikalahkan

Kisah Perlawanan Suku Nias Saonigeho, Belanda Putus Asa Karena Selalu Gagal dan Dikalahkan

Kisah Perlawanan Suku Nias Saonigeho, Belanda Putus Asa Karena Selalu Gagal dan Dikalahkan--

BACA JUGA:Ternyata Musik Keroncong Peninggalan Budaya Penjajah Portugis, Ini Kisahnya yang Tetap Eksis di Indonesia

BACA JUGA:Bandara Mukomuko Dibangun 1970 untuk Kepentingan Militer, Ini Perkembangan dari Masa ke Masa

Mereka berhasil membakar beberapa bangunan milik Belanda, termasuk gudang senjata dan amunisi. Mereka juga berhasil membunuh beberapa pejabat Belanda, termasuk Residen Nias, Kapten Schouten.

- Pertempuran Gunungsitoli pada tahun 1906, ketika Saönigeho berhasil menguasai kota Gunungsitoli, pusat kekuasaan Belanda di Nias. Saönigeho dan pasukannya mengepung kota tersebut dari darat dan laut, dan berhasil menembus pertahanan musuh.

Mereka berhasil menghancurkan benteng Belanda yang terletak di bukit Cengkeh, dan membunuh banyak tentara Belanda. Mereka juga berhasil menawan Gubernur Nias, Mayor Jenderal Van Heutsz, yang kemudian dibebaskan setelah menandatangani perjanjian damai dengan Saönigeho.

Perlawanan suku Nias yang dipimpin oleh Saönigeho ini merupakan salah satu perlawanan rakyat Indonesia yang paling mengguncang Belanda.

Perlawanan ini menunjukkan bahwa suku Nias memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mau tunduk kepada penjajah asing.

Perlawanan ini juga menunjukkan bahwa suku Nias memiliki kearifan lokal yang luar biasa, seperti dalam pembuatan senjata tradisional, pembangunan benteng-benteng, dan penyelenggaraan ritual-ritual.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: