Ternyata Musik Keroncong Peninggalan Budaya Penjajah Portugis, Ini Kisahnya yang Tetap Eksis di Indonesia

Ternyata Musik Keroncong Peninggalan Budaya Penjajah Portugis, Ini Kisahnya yang Tetap Eksis di Indonesia

Ternyata Musik Keroncong Peninggalan Budaya Penjajah Portugis, Ini Kisahnya yang Tetap Eksis di Indonesia--

RADARMUKOMUKO.COM - Musik keroncong adalah salah satu jenis musik yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. 

Musik ini berasal dari wilayah Portugis di abad ke-16 dengan nama Fado.

Musik ini dibawa oleh budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis pada abad ke-15. Kemudian, Fado berkembang dengan iringan tarian yang dinamakan Moresco.

Pada perkembangan selanjutnya, tarian Moresco diiringi lagi dengan irama gitar kecil yang dinamakan Cavaquinho.

Penemuan Cavaquinho ternyata menjadi hiburan gratis yang turut dibawa oleh pelaut Portugis dalam penjelajahan dunia.

Ketika sampai di Indonesia, suara yang dikeluarkan Cavaquinho ini seperti bunyi crong-crong. Akibatnya musik ini dinamakan sebagai musik Keroncong.

Di era sekarang ini, musik keroncong merupakan musik yang masih akrab di telinga. 

BACA JUGA:Akhir Kisah Nyai Dasima, Wanita Simpanan Tanpa Ikatan Pernikahan di Era Penjajahan

BACA JUGA:Kisah Sofia WD Artis Terkenal Masa Perjuangan, Ternyata Juga Seorang Intelijen

Meskipun diklaim sebagai bawaan negeri penjajah, ternyata musik ini juga memiliki basis penggemar yang patut diperhitungkan.

Salah satu tokoh musik keroncong yang terkenal adalah Gesang Martohartono.

Beliau adalah pencipta lagu Bengawan Solo, yang menjadi salah satu lagu keroncong paling populer di dunia. 

Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa dan direkam oleh lebih dari 700 penyanyi.

Gesang lahir di Surakarta pada tahun 1917 dan meninggal pada tahun 2010. Beliau mendapat julukan sebagai Maestro Keroncong Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: