Jugun Lanfu, Wanita Pribumi, Korea Hingga Perempuan Belanda Menjadi Pelampiasan Tentara Jepang

Jugun Lanfu, Wanita Pribumi, Korea Hingga Perempuan Belanda Menjadi Pelampiasan Tentara Jepang

Jugun Lanfu, Wanita Pribumi, Korea Hingga Perempuan Belanda Menjadi Pelampiasan Tentara Jepang--

RADARMUKOMUKO.COM - Dimulainya Jepang menjajah Indonesia dari Maret 1942 hingga Agustus 1945, disebut akhir dari penjajahan kolonial Belanda. bahkan kala itu Jepang berusaha menghapuskan segala hal yang berbau kolonial.

Tak tanggung-tanggung, orang-orang Belanda ratusan tahun dianggap memiliki status sebagai warga negara kelas satu saat mereka berkuasa, berubah total menjadi menderita.

Setiap orang Belanda ditawan balatentara Dai Nippon. Pria, wanita, anak-anak, orang tua, menjadi tawanan, bahkan perempuan Belanda juga dijadikan pelampiasan nafsu tentara Belanda. 

Para perempuan Belanda ratusan tahun hidup terhormat dipaksa tidur di atas ranjang kayu dan harus siap melayani tentara Jepang secara bergantian kapan pun tanpa bisa melawan.

Warga Eropa lainnya mulai dari sipil hingga tentara Inggris dan Australia, juga ikut disekap di kamp-kamp tahan militer dan sipil Jepang.

BACA JUGA:Alasan Warga Indonesia Tak Bisa Berbahasa Penjajah Belanda, Nenek Moyang Memilih Membuang Tentang Belanda

BACA JUGA:Mengapa Taktik Gerilya Dipilih Untuk Melawan Penjajah, Bukankah Ada Taktik yang Lain, Berikut Penjelasannya

Namun, saat itu Jepang tidak menahan warga Jerman dan Italia yang berada di Hindia Belanda karena kedua negara tersebut adalah sekutu mereka di Perang Dunia II.

Melansir dari kurusetra.republika.co.id, R P Suyono dalam bukunya 'Seks dan Kekerasan pada Zaman Kolonial, menuliskan, selainwanita China, Korea, dan Indonesia, perempuan-perempuan Belanda menjadi sasaran nafsu tentara Jepang. 

Bahkan ada 20 kamp tawanan di Jawa Tengah untuk mengumpulkan perempuan dan anak-anak Belanda.

Mereka datang bertahap, 100 orang pertama datang dengan bus dari berbagai daerah di Jawa. Setelah itu datang lagi 600 orang lagi dari Surabaya yang datang pada 23 Oktober 1943.

Dari berbagai sumber sejarah lainnya, menjelaskan tiga tahun dari 1942-1945, Jepang berkuasa. Kekejamannya sangat menyakitkan. 

Cerita soal romusha hingga jugunianfu sudah kesohor. Keduanya menggambarkan betapa bengisnya tentara Jepang saat itu.

Terkait kekerasan seksual terhadap perempuan, sejumlah literatur menggambarkan, Jepang lebih ganas dibanding Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: