Tradisi Suku Fore Oseania Makan Mayat Kerabatnya, Karena Diyakini Yang Meninggal Akan Bersatu Dalam Keluarga

Tradisi Suku Fore Oseania Makan Mayat Kerabatnya, Karena Diyakini Yang Meninggal Akan Bersatu Dalam Keluarga

Tradisi Suku Fore Oseania Makan Mayat Kerabatnya, Karena Diyakini Yang Meninggal Akan Bersatu Dalam Keluarga--

BACA JUGA:Kisah Cinta Soekarno Dengan Artis dan Sosialita Cantik Filipina, Penuh Drama Hingga Masih Misteri

Penyakit ini membuat mereka menggigil, kehilangan keseimbangan, kesulitan berbicara, dan akhirnya mati.

Kuru adalah penyakit degeneratif otak yang disebabkan oleh prion, yaitu protein abnormal yang menyerang sel-sel saraf. 

Prion dapat ditularkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi atau kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi. 

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan memiliki masa inkubasi yang panjang, yaitu antara 5 hingga 20 tahun. 

Gejala kuru mirip dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) atau penyakit sapi gila (BSE) pada hewan.

Penyakit kuru pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Australia bernama Vincent Zigas pada tahun 1957. 

Ia bekerja sama dengan seorang antropolog Amerika bernama Shirley Lindenbaum untuk meneliti suku Fore dan tradisi kanibalisme mereka.

Mereka menemukan bahwa penyakit kuru lebih banyak menyerang perempuan dan anak-anak daripada laki-laki. 

Hal ini karena perempuan dan anak-anak biasanya mendapatkan bagian otak, hati, dan ginjal dari mayat yang dimakan, sedangkan laki-laki mendapatkan bagian otot.

Pada tahun 1961, seorang ahli biokimia Amerika bernama Carleton Gajdusek berhasil mengisolasi prion penyebab kuru dari otak penderita. 

Ia juga berhasil menularkan penyakit kuru ke monyet dengan menyuntikkan ekstrak otak penderita ke otak monyet. Atas penemuannya ini, ia mendapatkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1976.

BACA JUGA:Kisah Nyai Saritem dan Dasima, Dua Perempuan Cantik Kekasih Gelap Kolonial Belanda

BACA JUGA:Kisah Gus Dur Bikin Ngakak, Bohongi Pemilik Toko Demi Kepala Ikan dan Curi Kolam Kiai Bersama Teman

Sejak tahun 1960-an, pemerintah Papua Nugini telah melarang keras praktik kanibalisme di suku Fore dan memberikan edukasi tentang bahaya penyakit kuru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: