Kaum Terpelajar Hingga Bangsawan Menjadi Penghianat Bangsa Demi Kemewahan dan Jabatan

Kaum Terpelajar Hingga Bangsawan Menjadi Penghianat Bangsa Demi Kemewahan dan Jabatan

Kaum Terpelajar Hingga Bangsawan Menjadi Penghianat Bangsa Demi Kemewahan dan Jabatan-Dok-

RADARMUKOMUKO.COM - Bangsa Indonesia hidup dalam masa penjajahan ratusan tahun, selama itu pula rakyat Indonesia hidupa sejarah kelam. Tidak mau hidup dalam penindasan hingga perbudakan, rakyat berjuang pengusiran penjajah  dengan bermacam bentuk perlawanan.

Dalam kurun waktu yang cukup panjang tersebut, tercatat pula dalam sejarah, ada segelintir warga pribumi yang rela menggadaikan kemerdekaan dan kehormatannya, demi menikmati hidup makmur ala kolonial di bumi Nusantara.

Mereka menjadi penghianat yang berpihak pada penjajah, turut mendambah penderitaan rakyat.

BACA JUGA:Batalyon Anjing NICA, Pasukan KNIL Penghianat Lebih Belanda dari Penjajah

Melansir dari berbagai sumber, pribumi yang anti terhadap semangat perjuangan tentara republik, tergabung dalam beberapa organisasi bentukan Belanda

Alih-alih membantu saudara sebangsanya di medan juang, mereka bahkan rela menjadi pengkhianat bangsa yang menorehkan kisah buram di tanah air.

Selain menginginkan kehidupan mapan secara mudah, serangkaian alasan politis juga menjadi penyebab mata hati mereka tertutup rapat. Harta dan kenyamanan hidup lebih berharga daripada kemerdekaan

Sedihnya lagi, sebagian dari penghinat bangsa ini banyak kalangan terpelajar Indonesia. Bagi mereka, nasionalisme dan angin kemerdekaan, hanyalah buaian mimpi belaka yang mustahil terjadi. 

Kemapanan, finansial dan jaminan hidup, lebih mulai dibanding bersimbah darah di medan pertempuran.

BACA JUGA:Sejarah 7 Pejuang Asing Yang Membela Indonesia, Nasibnya Begini

Tak hanya di kalangan terpelajar, para aristokrat dan bangsawan (raja-raja), juga ikt termakan rayuan duniwai yang ditawarkan para penjajah. 

Pada zaman itu, bukanlah hal aneh jika para raja, bangsawan maupun pejabatnya dekat dengan pemerintahan kolonial. Motivasi mereka pun beragam. 

Ada yang dekat karena ingin diangkat menjadi raja atau pemangku wilayah karesidenan. Atau minimal menjadi pegawai sipilnya saja. Meski Indonesia telah merdeka sekalipun, para penjilat ini tetap menyatakan kesetiannya pada Belanda dan bergabung dengan Nederlands Indie Civil Administration (NICA).

Peranan NICA sangatlah vital bagi kelangsungan eksistensi penjajah kolonial. Tugas utamanya adalah mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum sesuai dengan undang-undang ala kolonial Hindia Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: