Menguak Fakta Bengkel Besi dan Baja Milik Al Zaytun, Apakah Sebagai Pabrik Senjata?

Menguak Fakta Bengkel Besi dan Baja Milik Al Zaytun, Apakah Sebagai Pabrik Senjata?

Menguak Fakta Bengkel Besi dan Baja Milik Al Zaytun, Apakah Sebagai Pabrik Senjata?-Istimewa-

RADARMUKOMUKO.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 

Ponpes ini memiliki luas lahan sekitar 1.200 hektare, dengan berbagai fasilitas seperti gedung pembelajaran, asrama, masjid, sarana olahraga, dan bengkel besi dan baja .

Banyak berprasangka bengkel besi dan baja yang dimiliko oleh Al Zaytun, sering disebut pabrik senjata.

Namun siapa sanhka, bengkel ini dilengkapi dengan mesin-mesin canggih dan modern, seperti mesin bubut, mesin las, mesin potong, dan mesin bor . 

BACA JUGA:Cukup Gunakan Bahan-Bahan Ini Lap dan Handuk Dapur Bersih Seperti Baru

Di bengkel ini, para santri diajarkan tentang keterampilan teknik dan industri, seperti membuat alat pertanian, alat transportasi, alat rumah tangga, dan alat pertahanan.

Namun, bengkel besi dan baja ini juga sering menimbulkan kontroversi dan dugaan negatif dari masyarakat

Bengkel ini pernah dituduh sebagai pabrik senjata ilegal yang digunakan untuk mendukung gerakan radikal dan separatis. 

BACA JUGA:Menikmati Keindahan Alam Pulau Cemara Besar, Pulau Habitat Berbagai Biota Laut yang Cantik

Tuduhan ini muncul karena adanya kesaksian dari seorang mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9, yang mengaku pernah melihat senjata api di bengkel tersebut pada tahun 2011.

Pihak ponpes membantah tuduhan tersebut dengan mengundang media massa untuk melihat langsung keadaan bengkel besi dan baja. 

Mereka menunjukkan bahwa bengkel tersebut tidak ada hubungannya dengan senjata api, melainkan hanya membuat alat-alat yang bersifat edukatif dan produktif . 

BACA JUGA:Pertempuran Ambarawa, Melawan Sekutu Yang Tidak Menghargai Kemerdekaan Indonesia

Mereka juga menegaskan bahwa ponpes tidak terlibat dengan gerakan NII atau gerakan lain yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: