Perang Jagaraga Bali, Belanda Berkali-Kali Kehabisan Pasukan
Perang Jagaraga Bali, Belanda Berkali-Kali Kehabisan Pasukan--
Namun utusan Jenderal Michiels menolak permintaan I Gusti Ketut Jelantik. Karena, pihak Belanda mengetahui itu siasat dan taktik I Gusti Ketut Jelantik untuk mengulur waktu agar dapat berkonsolidasi dan meminta bantuan pasukan kepada raja-raja Bali.
BACA JUGA:Gender Bissu Dalam Suku Bugis, Bukan Wanita dan Bukan Pria
Saat, I Gusti Ketut Jelantik bersama Raja Buleleng serta pasukannya pulang menuju Desa Jagaraga, ternyata benteng-benteng Jagaraga sudah diserang habis-habisan oleh Belanda di bawah pimpinan Letkol CA de Brauw.
I Gusti Ketut Jelantik dengan Raja Buleleng lari ke Karangasem bermaksud meminta bantuan pasukan Raja Karangasem, namun di tengah perjalanan mereka diserang secara mendadak dan gugur.
Pertempuran Jagaraga dipimpin Jro Jempiring yang dibantu sejumlah prajurit, yaitu pimpinan prajurit Jembrana (Pan Kelab), pimpinan prajurit Mengwi Gusti Nyoman Munggu, pimpinan prajurit gabungan Gianyar dan Klungkung dipimpin Cokorda Rai Puri Satria.
Jro Jempiring sudah menginstruksikan perang Puputan dengan mengendus dua buah keris. Dalam pertempuran itu, tidak ada satupun pasukan Jagaraga yang mundur atau melarikan diri.
Hasil pertempuran ini, semua pasukan Jagaraga gugur dan Bentang Jagaraga jatuh ke tangan Belanda pada tanggal 19 April 1849. Sejak saat itu, Belanda berhasil menguasai Bali Utara.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: