Petani Teramang Jaya Masih Menunggu Kehadiran Pemerintah Atasi Banjir
Petani Teramang Jaya Masih Menunggu Kehadiran Pemerintah Atasi Banjir-Dok-radarmukomuko.com
TERAMANG JAYA, RADARMUKOMUKO.COM - Banjir masih kerap melanda lahan pertanian holtikultura Desa Teramang Jaya, Kecamatan Teramang Jaya. Petani yang tidak sanggup menderita kerugian, memilih hengkang dari wilayah ini. Dan memiliki bertanam di lokasi lain. Petani sudah tidak mampu lagi mengatasi Banjir ini. Satu-satunya harapan saat ini adalah meminta bantuan pemerintah.
Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Teramang Jaya, Iwan Cahaya Irawan, SP menyampaikan wilayah ini merupakan tempat paling potensial untuk mengembangkan tanaman holtikultura. Pada musim tertentu, daerah ini sangat sering banjir. Petani setempat telah berbuat sesuatu yang bisa dilakukan.
Diantaranya adalah melakukan cuci saluran pembuangan secara swadaya serta melakukan perbaikan gorong-gorong yang rusak. Sayangnya, apa yang dilakukan petani ini belum mampu mengatasi banjir.
"Kami telah berbuat sesuai dengan yang kami mampu. Tapi nyatanya banjir masih tetap terjadi," ujar Iwan.
Ia menambahkan, beberapa penyuluh swadaya telah mencoba tanam holtikultura di wilayah ini. Ketika sedang nasib baik, hasil melimpah untung besar. Sebaliknya, ketika sedang tidak beruntung, tanaman rusak terendam banjir. Oleh karena itu, bisa merasakan apa yang sedang dirasakan petani.
Selain sedih tidak bisa menanam, lebih sedih lagi melihat tanaman yang rusak akibat terendam banjir. Beberapa bulan lalu, hampir seluruh petani berhenti tanaman palawija. Penyebabnya adalah banjir. Setelah saluran pembuangan dibersihkan menggunakan alat berat, petani kembali turun tanam. Kenyataannya banjir masih tetap terjadi.
"Kami (Para petani, red) sudah tidak mampu lagi mengatasi banjir. Pemerintah tolong kami mengatasi banjir ini, agar bisa kembali tanam palawija," tambahnya.
BACA JUGA:Ibu-ibu tak Perlu Panik, Jelang Puasa Harga Cabai dan Bawang Merah Masih Aman
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah banjir ini. Pertama adalah membuat saluran pembuangan untuk menambah saluran yang sudah ada. Saluran pembuangan baru ini bermuara ke Sungai Teramang Besar. Kedua adalah melakukan cuci sungai Teramang Kecil. Jika kedua langkah ini dilakukan, petani yakin, masalah banjir bisa diatasi.
"Kami tidak mampu mengerjakan itu, karena butuh biaya besar. Satu-satunya harapan kami adalah kehadiran pemerintah," ungkapnya.
Luas lahan di wilayah ini sekitar 104 Ha. 73 Ha diantaranya merupakan eks sawah irigasi Daerah Irigasi (DI) Teramang Kecil. Sejak tahun 2017 lalu, petani tidak bisa lagi menanam padi sawah akibat kerusakan bendung.
BACA JUGA:Polres Mukomuko dan Forkopinda Tinjau Lokasi Kegiatan HUT Kabupaten Mukomuko ke-20
Sejak 5 tahun terakhir, sebagian lahan ditanami holtikultura. Seiring dengan berjalannya waktu, luas lahan holtikultura terus bertambah. Banjir ini menjadi kendala utama. Tingginya harga sawit, memberikan godaan tersendiri bagi para petani. Jika lahan ini terus terendam banjir, tidak menutup kemungkinan, petani berubah pikiran. Selama ini berpikir tanam holtikultura, bisa berupa pikiran, tanam sawit. Selain harganya yang tinggi, tanaman sawit juga tahan terhadap banjir.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: