Warga Tolak Pembangunan Pabrik CPO Mini

Warga Tolak Pembangunan Pabrik CPO Mini

DIPROTES: Lokasi calon pabrik CPO mini, diprotes warga karena dekat permukiman.-SAHAD/RM-

Lokasi Dinilai Tidak Tepat 

AIR MANJUTO, RADARMUKOMUKO.COM - Pembangunan pabrik Crude Palm Oil (CPO) mini di Desa Pondok Makmur, Kecamatan Air Manjuto, di mulai sejak 2 bulan lalu. Pantauan di lapangan, lahan sudah diratakan. Untuk tempat mesin dan juga titik loading Tandan Buah Segar (TBS). Juga sudah dibuat 4 kolam yang akan dijadikan penampungan limbah cair. Pekerjaan yang sedang dilakukan adalah peningkatan jalan menuju lokasi serta pembuatan gedung kantor. Pembangunan pabrik CPO mini ini menggunakan dana pribadi warga setempat, Sajiono (55). Disisi lain, pembangunan pabrik ini juga mengundang sorotan warga. Lokasi pabrik, yang berjarak sekitar 450 meter dari permukiman warga, dianggap tidak tepat. 

BACA JUGA:Fokus Rampungkan APBDes 2023

Krisnaji, S.Pd adalah salah seorang warga yang tidak setuju dibangun pabrik ini di lokasi tersebut. Pencemaran menjadi alasan utama. Baik pencemaran udara, tanah maupun air. Pencemaran tersebut dikhawatirkan berdampak buruk terhadap generasi muda. Bukan hanya warga Pondok Makmur dan Sido Makmur, tapi warga Air Manjuto umumnya. Dikatakan Krisnaji, di Pondok Makmur dan Sido Makmur, terdapat sarana pendidikan, SD, MI dan pondok pesantren. Generasi muda yang sedang belajar di tempat tersebut, berpotensi terdampak pencemaran dampak pabrik ini. 

"Dalam jangka panjang, pabrik ini berdampak buruk terhadap lingkungan. Terutama dari segi kesehatan,'' ujar Krisnaji, warga Pondok Makmur, yang juga Kepala SDN 01 Air Manjuto. 

Krisnaji juga menyampaikan, dirinya setuju adanya pabrik CPO. Akan tetapi harus dikaji dengan matang, dari sisi lokasi. Jarak dari permukiman warga, hal yang harus diperhitungkan dengan matang. Selain itu, terkait perizinan juga harus dilakukan sesuai prosedur. 

"Saya setuju dibangun pabrik CPO mini ini. Tapi jangan dekat dengan permukiman warga. Dan ikuti prosedur yang ada, khususnya dalam hal perizinan," tambah Krisnaji. 

Saat dikonfirmasi, Sajiono, mengaku sudah mendengar adanya warga yang tidak setuju atas dibangunnya pabrik ini. Namun demikian, Sajiono mengaku tidak ambil pusing. Ia berpendapat, pro dan kontra, hal yang biasa. Dalam segala hal. Termasuk pembangunan pabrik mini ini. 

BACA JUGA:Kades Upayakan Honor Perangkat Dibayar Setiap Bulan

"Pro dan kontra, ada dalam semua lini kehidupan. Termasuk pembangunan pabrik mini ini. Kalau kita dengarkan mereka (Yang kontra, red) dunia tidak akan maju. Kita jalan terus," ujar Sajiono mantap.

Bicara mengenai pencemaran, Sajiono mengatakan, akan sangat kecil. Mesin yang berkapasitas hanya 3 ton per jam, limbahnya juga kecil. Baik limbah padat, cair maupun asap. Dan telah dikaji dengan matang, langkah untuk menekan adanya pencemaran. Serta pengelolaan limbahnya.

‘’Pabrik ini kecil, limbah sedikit dan sudah dirancang untuk penanganan. Sekarang mungkin banyak yang tidak setuju, karena belum beroperasi. Setelah pabrik jalan, apa yang mereka pikirkan, (Soal limbah, red) tidak terjadi,’’ demikian Sajiono.(dul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: