6 Pendekar Wanita Indonesia Yang Dikenal Tangguh Lawan Penjajah di Medan Perang

Rabu 22-05-2024,10:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

Mungkin jarang terdengar nama Nyi Mas Melati, namun bagi warga Tenggerang, sosoknya begitu melekat dan dihormati. Nama Nyi Mas Melati diabadikan sebagai nama sebuah Gedung Wanita Nyi Mas Melati yang terletak di kawasan Daan Mogot. 

Juga diabadikan menjadi nama sebuah Jalan Nyi Mas Melati, dimana berdiri gedung Kantor KPUD Kota Tangerang. 

Nyi Mas Melati dikatakan masih keturunan Sultan Hassanudin Banten ke-18 yang juga memiliki peran dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Tangerang. Kegigihannya melawan Belanda sudah diturunkan dari sang ayah, Raden Kabal yang menentang penjajahan Belanda. 

Ia punya kemampuan bela diri, dalam ilmu pencak dan kanuragan. Juga dikisahkan dalam legenda turun-temurun oleh orang Betawi Tangerang, gelegar teriakan yang keluar dari mulut Nyi Mas Melati membahana bisa membuat pasukan Belanda langsung ciut nyalinya. Dikatakan burung-burung yang mendengar teriakannya beterbangan karena gaungannya. Maka julukan "Singa Betina" sering disematkan untuk menggambarkan kehebatannya.

Pocut Meurah Intan 

Nama Pocut Meurah Intan pahlawan wanita asal Aceh lainnya, namun upaya dan perjuangannya menghadapi penjajah tidak bisa dianggap remeh. Ia lahir tahun 1833 di Tuha Biheue sebuah kawasan di Desa Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh. 

Dalam buku Prominent Women in The Glimpse of History, dijelaskan Pocut Merah Intan adalah keturunan bangsawan dari Kesultanan Aceh. Ia dikenal juga dengan nama Pocut Di Biheue yang berarti Pocut dari Biheue. 

BACA JUGA:Cerita Nasib Malang Wanita Indonesia Menjadi Jugun Ianfu Dimasa Masa Penjajahan Jepang

BACA JUGA:Masa Penjajahan Sangat Menyakitkan, Tapi Tiga Daerah Ini Selamat

Pocut Meurah Intan mengumpulkan para pengikutnya termasuk tiga putranya yakni Tuanku Budiman, Tuanku Muhammad, dan Tuanku Nurdin serta tangan kanannya, Pang Mahmud, untuk memimpin perjuangan. Maka Pocut Meurah Intan dikenal tegas dan memiliki banyak pengikut.

Diceritakan suatu hari Tentara Hindia Belanda melakukan ekspedisi di Aceh, Mayor Jenderal T.J dipimpin Veltman dengan 17 prajuritnya.

Ekspedisi militer diluncurkan pada 11 November 1902 dan mereka berpatroli di tempat persembunyian Pocut Meurah Intan di Biheue. 

Mengetahui hal itu, Pocut Meurah Intan beraksi sendirian melawan rombongan patroli tersebut. Karena terdesak, dia kemudian mengeluarkan rencongnya di pinggangnya dan menyerang patroli hingga ia menderita banyak luka. 

Pocut Di Biheue kemudian dibiarkan tergeletak di genangan darah. Veltman mengira perempuan itu akan mati. Atas keberaniannya, dalam berbagai tulisan Pocut Meurah Intan juga sering disebut 'Singa Betina" dari Aceh.

Hj. Rangkayo Rasuna Said

Hj. Rangkayo Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. 

Kategori :