RMONLINE.ID - Seperti diketahui, Indonesia memiliki cukup banyak pahlawan wanita yang berjasa terhadap bangsa ini di era penjajahan.
Diantaranya cukup terkenal karena tercatat secara jelas dalam sejarah bangsa dan kerap muncul di lembaran pelajaran sejerah di sekolah.
Beberapa pendekar wanita ini memiliki kirap luar biasa dalam perang melawan penjajah, hingga mereka kerap disebut sebagai "Singa Betina" untuk menggambarkan bagaimana keganasannya di medan tempur.
Diantara pejuang perempuan tangguh Indonesia yaitu:
Andi Depu Maraddia Balanipa
Andi Depu Maraddia Balanipa, Puang Depu Maraddia Balanipa atau Ibu Agung adalah pejuang wanita yang berhasil mempertahankan Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat dari penaklukan Belanda.
Pada tahun 1942, ia mengibarkan bendera Merah Putih di awal kedatangan pasukan Jepang di Mandar.
BACA JUGA:Era Penjajahan Jepang, Masa Kelam Wanita Indonesia, Dijadikan Jugun Ianfu
Pada kejadian,15 Januari 1946, suasana mencekam. Puluhan tentara Belanda berseragam NICA dengan senjata lengkap tiba-tiba datang tanpa diundang. Mereka mengepung Istana Balanipa yang memang menjadi markas para pejuang republik di Mandar, Sulawesi Barat.
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam istana, “Hei kau, anjing Belanda! Kalau kalian berani, tebaslah tiang bendera ini bersama dengan tubuh saya. Langkahi mayat saya sebelum kalian menurunkan Sang Saka ini!” hardik perempuan yang tidak lain adalah si empunya istana alias Ratu Balanipa.
Beberapa serdadu NICA di barisan terdepan bergerak maju, bermaksud menurunkan Sang Merah-Putih yang dikibarkan di halaman istana, langsung terkejut saat mendengar teriakannya yang menggema dan garang. Mereka, para tentara Belanda yang akan mendekat memilih ambil langkah surut atau mundur secara teratur.
Maka Andi Depu Maraddia Balanipa juga sering diberi sebutan "Singa Betina" dari Sulawesi, karena keberanian dan suaranya yang menakutkan bagi musuh.
Berkat keberaniannya tersebut, ia mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno.
Nyi Mas Melati