MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Dari hasil pemetaan, masih ditemukan dua desa di wilayah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu masuk kategori indikator rawan pangan dan menjadi perhatian khusus pemerintah setempat.
Dua desa yang dimaksud, Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya dan Desa Banjar Sari Kecamatan Sungai Rumbai.
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Elxandy Ultria Dharma, STP., MEc. Dev kepada radarmukomuko.com pada Selasa, 7 November 2023.
BACA JUGA:Zaman Now! 9 Tips Kampanye Caleg Lewat Media Sosial Agar Tidak Membosankan
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Urungkan Proses Pengadaan Tanah Polsek, Ini Alasannya
‘’Berdasarkan hasil pemetaan FSVA tahun 2022, dua desa masuk dalam indikator rawan pangan. Yaitu, Desa Lubuk Selandak dan Banjar Sari,’’ ungkap Elxandy.
FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) merupakan peta ketahanan dan kerentanan pangan yang sengaja disusun oleh Pemkab Mukomuko melalui Dinas Ketahanan Pangan. Tujuan pemetaan ini, untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan program ketahanan pangan berdasarkan informasi yang akurat dan tertata.
‘’Penyusunan peta FSVA tahun 2022, merupakan kelanjutan dari FSVA 2021. Pemetaan ini terus dilakukan setiap tahunnya, dan untuk tahun 2023 ini, masih dalam proses. Diperkirakan akhir tahun nanti sudah dapat diketahui hasilnya,’’ ujarnya.
Dijelaskan Elxandy, penyusunan FSVA mengacu pada tiga pilar ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, jangkauan dan pemanfaatan pangan. Melalui pemetaan ini, dapat memfasilitasi kebutuhan informasi lokal tentang kantung-kantung rawan pangan di daerah.
‘’Hasil pemetaan ini, dasar dan acuan pemerintah melakukan intervensi terhadap desa-desa atau daerah yang dinilai rawan pangan. Intervensi dimaksud, melalui program yang bakal dan akan dilaksanakan pemerintah,’’ ulasnya.
BACA JUGA:Rawan Kecelakaan, Bupati Mukomuko Minta Dukungan BPJN Ubah Jalan Nasional Pondok Baru
BACA JUGA:Sukandi Dukung Penggunaan DBH Sawit untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan
Dijelaskannya, dari hasil pemetaan ketahanan dan rawan pangan tahun sebelumnya, pemerintah telah melaksanakan intervensi, melalui berbagai kegiatan pembangunan.
‘’Dari hasil pemantauan sementara, dua desa yang sebelumnya masuk indikator rawan pangan, sudah mengalami perubahan yang signifikan, salah satunya melalui program kesehatan dan pemanfaatan lahan pekarangan serta pembangunan infrastruktur lainnya,’’ paparnya.
Pemetaan FSVA, desa dan kelurahan diklasifikasikan dalam 6 kelompok ketahanan pangan dan gizi berdasarkan pada tingkat keparahan dan penyebab dari situasi ketahanan pangan dan gizi.