RADARMUKOMUKO.com – Jumlah ternak warga seperti sapi, kerbau dan kambing yang diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) makin tak terkendali.
Kondisi ini membuat petugas kesehatan hewan kewalahan. Data Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, per hari Kamis (18/8) kemarin, setidaknya sudah ada 560 ternak dinyatakan positif PMK.
Bahkan sebanyak 9 ekor ternak dinyatakan mati, 3 ekor dipotong paksa oleh pemiliknya, dan 249 ekor ternak lainnya masih dalam proses pengobatan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT mengatakan dalam beberapa hari ini ada penambahan kasus PMK cukup banyak, yaitu mencapai 44 ekor, sehingga dari awalnya 516 ekor, menjadi 560 ekor.
Ternak yang terbanyak terinfeksi masih sapi. Dari jumlah ini, ternak yang sembuh dari PMK, sudah ada 266 ekor.
‘’Kasus PMK yang mencapai angka 560, setelah adanya penambahan kasus sebanyak 44. Ada yang mati dan juga banyak yang sembuh, sebagian masih dalam perawatan,’’ ujar Apriansyah.
Ia juga menjelaskan, saat ini pihaknya tidak lagi mengambil sample terhadap hewan ternak milik warga. Tetapi petugas kesehatan hewan bisa langsung mendeteksi ciri-ciri dan gejala mengarah ke PMK.
Jika petugas menemukan hewan ternak yang diindikasikan positif PMK, maka petugas meminta pemilik ternak untuk mengkarantina ternaknya. Lalu ternak tersebut diobati dengan menggunakan obat khusus. Selain itu, petugas juga memberikan edukasi kepada peternak dan masyarakat sekitar untuk tidak panik.
‘’Petugas Puskeswan, terus memberikan imbauan agar penyakit yang sudah mewabah ini tidak harus membuat kita takut. Kami sudah melakukan penanganan dan antisipasi untuk menghindari penyakit ini menyebar
lebih luas. Termasuk kami juga melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang ternak milik warga,’’ katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan, saat ini petugas kesehatan hewan sedang turun ke lapangan untuk melakukan pendataan ternak milik warga yang akan diberikan vaksin.
Petugas menyasar tiga lokasi yaitu, Desa Ujung Padang, Kelurahan Pasar Mukomuko dan Desa Pondok Lunang. Sebab berdasarkan informasi yang ia terima, di tiga lokasi itu ditemukan ciri-ciri PMK menyerang ternak warga.
‘’Kulit ternak itu melepuh, dan mulut ternak mengeluarkan busa. Itu kita ketahui setelah kami menerima surat dari pemerintah desa setempat. Makanya petugas saat ini turun ke lapangan untuk mendata.
Selanjutnya nanti, petugas akan melaksanakan vaksinasi PMK,” terangnya.
Apriansyah menambahkan, banyaknya kasus PMK yang terjadi di daerah ini tidak menghambat aktivitas perdagangan ternak khususnya yang akan dibawa keluar daerah. Sepanjang hewan ternak tersebut telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan.