Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951

Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951

Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, Suara Soekarno Direkam Tahun 1951--

BACA JUGA:Rapat Paripurna Raperda RPJMD Mukomuko Sempat Hiruk, Pimpinan Dewan Tunda Tandatangan Hasil Keputusan

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi yang disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soebardjo dibuat di ruang makan. 

Naskah tersebut terdiri dari dua alinea yang dibuat selama 2 jam. Sebelum disalin menjadi mesin ketik, Soekarno menulis konsep proklamasi pada secarik kertas sobekan dari block note. 

Lembaran kertas yang dipakai bergaris biru. Selesai menulis di kertas, kemudian teks proklamasi disalin menggunakan mesin ketik. Sayuti Melik memakai mesin ketik buatan Jerman, dipinjam dari Kolonel Kandeler komandan angkatan laut Jerman yang berkantor di gedung KPM di Koningsplein (sekarang jalan Medan Merdeka Timur). 

Ketika itu mesin ketik di rumah Laksamana Maeda memakai huruf kanji. Setelah naskah yang ditulis tangan selesai, Sayuti Melik bertugas mengetik naskah proklamasi. Naskah tersebut disahkan dan ditandatangani oleh Soekarno. 

Pembacaan naskah proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (Jalan Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat). 

Kabar pembacaan teks proklamasi kemudian diumumkan melalui radio, surat kabar, telegram, dan lisan. Ketika itu pewarta bernama Frans dan Alex Mendur dari IPPHOS mengabadikan pembacaan teks proklamasi. Sedangkan BM Diah dan Jusuf Ronodipuro menyebarkan berita di berbagai media.

Saat pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945, tidak ada rekaman suara. Rekaman suara pembacaan proklamasi yang sering kita dengar selama peringatan hari kemerdekaan ternyata dilakukan beberapa tahun setelah proklamasi tersebut.

Proses rekaman dilakukan di Studio RRI Jakarta pada tahun 1951. Master rekaman yang dihasilkan kemudian dikirim ke Lokananta di Surakarta untuk digandakan dan disebar ke seluruh Indonesia. 

Rekaman suara ini masih tersimpan dengan baik di Lokananta hingga saat ini, menjadi salah satu dokumen berharga yang menghubungkan generasi masa kini dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: