Pasar Tanah Abang dan Perjuangan Etnis Tionghoa, Tolak Ukur Perekomian

Pasar Tanah Abang dan Perjuangan Etnis Tionghoa, Tolak Ukur Perekomian--
RADARMUKOMUKO.COM - Ternyata, Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara, dibangun sejak era Hindia Belanda, 30 Agustus 1735.
Pasar Tanah Abang didirikan oleh Yustinus Vinck atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patras.
Pasar ini sangat dikenal oleh pedagang dan umumnya masyarakat Indonesia, walaupun belum pernah datang ke sana.
Sebab pasar tanah abang merupakan salah satu ikon Jakarta dan Indonesia. Setiap orang yang ke Jakarta, biasanya senantiasa menyempatkan diri untuk ke pasar ini.
Bahkan tanah abang menjadi tolak ukur perekomian setiap saat. Jika pasar ramai, menandakan ekonomi masyarakat sedang baik dan jika sepi, berarti ekonomi masyarakat sedang melemah.
BACA JUGA:Bupati Sampaikan Nota Penjelasan Raperda Pertanggungjawaban APBD Mukomuko 2024
BACA JUGA:Tradisi Unik Pernikahan di Berbagai Daerah, Membeli Pengantin Hingga Kawin Colong
Dengan usia yang sudah begitu tua, pasar tanah abang tentu juga sebagai saksi bisu sejarah bangsa.
Tak jarang pasar ini menjadi medan pertempuran dan pembataian. Salah satunya adalah saat peristiwa serangan atas perintah dari Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier (1731-1741) pada 8 oktober 1740 ke wilayah itu.
Serangan tersebut merupakan jawaban atas perilaku agresif orang-orang Tionghoa di Tanah Abang terhadap pos jaga VOC sehari sebelumnya.
Atas peristiwa itulah orang-orang mengenalnya dengan istilah "Chinezenmoord", yang berarti "pembunuhan orang Tionghoa". Atau yang lebih dikenal dengan istilah “geger pacinan”.
Tembakan meriam tak hanya merusak sejumlah bangunan di Pasar Tanah Abang, melainkan beberapa bangunan lainnya hancur dan ludes terbakar.
“Baru lima tahun berdiri, Pasar Tenabang terkena bencana, porak-poranda, dan terbakar ludes,” tulis Abdul Chaer dalam bukunya berjudul Tenabang Tempo Doeloe (2017).
Akibatnya, huru-hara ini melumpuhkan Pasar Tanah Abang dalam waktu yang sangat lama. Bagaimana tidak, baru pada 1801 pasar tersebut dibangun kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: