Kenapa Dinamakan Gula Merah? Padahal Warnanya Cokelat
Kenapa Dinamakan Gula Merah? Padahal Warnanya Cokelat--
BACA JUGA:5 Tanda Seseorang Hanya Mengumbar Cinta Palsu dan Menghianatimu
BACA JUGA:Bahaya Ngelem! Menguak Proses Kerusakan Otak dan Organ Tubuh Akibat Menghirup Lem Aibon
3. Pencetakan Gula
Setelah mencapai konsistensi tertentu, cairan kental ini dituangkan ke cetakan tradisional seperti batok kelapa atau cetakan bambu. Setelah dingin, gula mengeras menjadi bentuk padat yang kita kenal.
Warna cokelat khas gula merah berasal dari proses karamelisasi nira saat direbus. Proses ini memberikan rasa manis yang kompleks dengan aroma khas yang sangat cocok untuk masakan tradisional.
Sejarah dan Penyebaran
Gula merah memiliki sejarah panjang dalam budaya kuliner Nusantara. Teknik pembuatan gula dari nira diketahui sudah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum gula pasir diproduksi secara massal. Pada masa Kekaisaran Gupta di India (sekitar abad ke-5 SM), gula pertama kali dibuat dari tebu. Metode ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke Nusantara, dan bahan bakunya berkembang dengan menggunakan nira dari pohon aren, kelapa, hingga lontar.
Di Indonesia, gula merah sering kali digunakan sebagai pemanis alami sebelum munculnya gula pasir yang diimpor. Dalam banyak resep tradisional, gula merah menjadi bahan utama untuk memberikan rasa manis alami yang khas, seperti pada dodol, klepon, wedang jahe, hingga kuah gudeg.
Penamaan "gula merah" sebenarnya mencerminkan perkembangan budaya dan bahasa masyarakat Indonesia. Meskipun warnanya cokelat, sebutan ini sudah lama digunakan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Nusantara. Dengan segala keunikan sejarah dan proses pembuatannya, gula merah tetap menjadi salah satu warisan budaya yang patut kita banggakan.
Jadi, meskipun warnanya cokelat, nama "gula merah" bukanlah sebuah kekeliruan, melainkan cerminan dari bagaimana masyarakat kita mengenal dan menghargai pemanis tradisional ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: