Kenapa Dinamakan Gula Merah? Padahal Warnanya Cokelat

Kenapa Dinamakan Gula Merah? Padahal Warnanya Cokelat

Kenapa Dinamakan Gula Merah? Padahal Warnanya Cokelat--

RMONLINE.ID - Gula merah adalah salah satu bahan pemanis tradisional yang sangat akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Gula ini sering digunakan dalam berbagai masakan, mulai dari kue tradisional, minuman, hingga bumbu masakan. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa Gula ini disebut "Gula merah" padahal warnanya sebenarnya cokelat?

Sebutan "gula merah" tentu bukan tanpa alasan. Penamaan ini memiliki akar sejarah dan budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat zaman dulu. Untuk memahami lebih jauh, mari kita telusuri sejarah dan proses pembuatan gula merah.

Asal Usul Penamaan Gula Merah

Pada masa lampau, sebelum istilah "cokelat" umum digunakan, masyarakat Nusantara cenderung menyebut warna-warna dalam kategori yang lebih sederhana. Warna cokelat sering kali diasosiasikan dengan warna merah karena memiliki kesamaan nada warna. Oleh sebab itu, gula yang berwarna cokelat gelap diberi nama "gula merah".

BACA JUGA:Otak Rusak dan Pelupa di Usia Muda? Hati-hati, 5 Aktivitas Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

BACA JUGA:Cara Mengurangi Konsumsi Karbohidrat Tanpa Rasa Tersiksa

Kondisi ini mungkin terjadi karena kosa kata masyarakat saat itu masih terbatas untuk mendeskripsikan warna. Istilah "cokelat" baru dikenal setelah masuknya kakao ke Indonesia, yang dibawa oleh penjajah Eropa. Sementara itu, gula merah sudah ada jauh sebelum kakao diperkenalkan, sehingga penamaan "gula merah" tetap melekat hingga kini.

Selain itu, dalam beberapa tradisi lokal, warna merah sering kali diasosiasikan dengan hal-hal yang manis atau berharga. Gula merah, yang dihasilkan dari pohon-pohon palma seperti aren atau kelapa, dianggap sebagai komoditas penting dalam kehidupan masyarakat agraris, sehingga mendapat nama yang mencerminkan nilainya.

Proses Pembuatan Gula Merah

Gula merah terbuat dari nira, yaitu cairan manis yang disadap dari bunga jantan pohon keluarga palma seperti aren, kelapa, atau lontar. Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap tradisional, yaitu:

1. Penyadapan Nira

Cairan nira disadap dari pohon dan dikumpulkan dalam wadah. Biasanya, penyadapan ini dilakukan pada pagi dan sore hari untuk mendapatkan hasil maksimal.

2. Proses Perebusan

Nira yang telah dikumpulkan direbus dalam wajan besar hingga mengental. Perebusan ini memerlukan waktu berjam-jam agar cairan nira berubah menjadi karamel kental.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: