Kisah Nu'aiman Menyembelih Unta Milik Tamu Rasulullah

Kisah Nu'aiman Menyembelih Unta Milik Tamu Rasulullah

Kisah Nu'aiman Menyembelih Unta Milik Tamu Rasulullah --Sumber Foto : RMOnline.id

Tanpa pikir panjang, ia langsung menyembelih unta tersebut dan meninggalkan tempat dengan tergesa-gesa. 

Ketika ia melewati Miqdad bin Amru yang sedang menggali lubang, Nu'aiman memohon, "Wahai Miqdad, sembunyikan aku di dalam lubang ini. Tutupilah aku dan jangan beri tahu siapapun tentang tempatku karena aku telah melakukan sesuatu."

BACA JUGA:Cara Berbuka Puasa Yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW Serta Berguna Untuk Tubuh

BACA JUGA:Peristiwa Nabi Musa As di Kejar Firaun, Allah Perintahkan Lemparkan Tongkat ke Laut, Ini Pendapat Ilmuan

Miqdad menuruti permintaan Nu'aiman dengan rasa kebingungan. Ketika pemilik unta itu keluar, ia pun heran menemukan bahwa unta yang dibawa sudah mati. 

Rasulullah yang mendengar keributan di luar, sampai keluar dari rumahnya dan bertanya siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Para sahabat dengan jujur menjawab bahwa itu adalah perbuatan Nu'aiman. Setelah ditanyai, Nu'aiman dengan rasa malu dan penyesalan mengakui perbuatannya mengatakan,

"Demi Dia yang mengutusmu membawa kebenaran yang telah menyuruhku melakukannya adalah Hamzah dan teman-temannya. Mereka mengatakan begini dan begitu."

Mendengar penjelasan Nu'aiman, Rasulullah SAW meminta orang Arab pedalaman itu agar merelakan unta yang telah disembelih oleh Nu'aiman. Beliau juga bersabda dengan bijak, "Unta ini menjadi urusan kalian (harus kalian bayar), dan mereka pun memakannya."

Dengan begitu, Rasulullah SAW menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan Nu'aiman atas permintaan orang lain haruslah ditanggung oleh mereka sendiri. 

Hal ini menjadi pelajaran bagi semua bahwa setiap individu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri, bahkan jika dilakukan atas permintaan orang lain.

Berdasarkan beberapa kisah Nu'aiman di atas, bercanda itu diperbolehkan asal tidak melanggar norma atau aturan, tidak merendahkan, menghina, atau melecehkan seseorang. Tidak semua hal bisa dijadikan untuk bahan bercanda yang baik.

Kalau asal bercanda, bisa jadi bukan tertawa atau sesuatu yang menggembirakan, namun malah bisa berupa petaka.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: