Mengenal Istilah False Positivity sebuah Penerimaan Emosi Berbentuk Negatif dan Cara Menghadapinya
Mengenal Istilah False Positivity sebuah Penerimaan Emosi Berbentuk Negatif dan Cara Menghadapinya--Foto : Pexels
RMONLINE.ID - Di era saat ini, ungkapan-ungkapan yang mendorong kita untuk selalu berpikir positif semakin banyak terdengar.
Namun, tidak semua bentuk dorongan positif ini selalu membawa dampak baik, terutama ketika itu berubah menjadi apa yang dikenal sebagai false positivity atau toxic positivity.
Istilah ini merujuk pada kecenderungan untuk menolak atau menekan emosi negatif dan menggantikannya dengan pernyataan positif yang tidak realistis, yang akhirnya bisa merugikan kesejahteraan emosional kita.
False positivity adalah kondisi di mana seseorang merasa tertekan untuk selalu tampil positif, bahkan ketika sedang menghadapi situasi sulit atau emosi negatif.
Ini terjadi ketika emosi negatif, seperti sedih, marah, atau kecewa, diabaikan atau ditekan karena merasa bahwa hanya emosi positif yang diterima dan dianggap valid.
BACA JUGA:Walau Hanya 3 Tahun, Prestasi Sapuan Dalam Pembangunan Tidak Kaleng-Kaleng, Ini Buktinya
BACA JUGA:8 Tanda Kamu Adalah Orang yang Cerdas Meski Terlihat Polos
Contohnya, ketika seseorang sedang menghadapi kehilangan, dan alih-alih diberikan ruang untuk berduka, ia justru diberi nasihat untuk “melihat sisi positifnya” atau “tetap bersyukur.”
Hal ini dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, termasuk rasa bersalah, isolasi emosional, hingga masalah kesehatan mental.
Ketika kita dipaksa untuk menolak atau menekan emosi negatif, kita tidak memberi diri kita sendiri kesempatan untuk benar-benar merasakan dan memahami apa yang sedang terjadi. Ini bisa menghambat proses penyembuhan dan perkembangan pribadi kita.
Menerapkan false positivity secara berlebihan dapat memicu beberapa masalah serius. Pertama, hal ini dapat menyebabkan rasa bersalah yang mendalam, di mana seseorang merasa tidak cukup baik karena tidak mampu selalu berpikir positif.
BACA JUGA:3 Cara Membuat Lansia Agar Merasa Berharga dan Bahagia
BACA JUGA:Hindari Bawa Perasaan Agar Betah! Begini Cara Menghadapi Bos yang Mudah Marah
Kedua, seseorang dapat merasa semakin terisolasi karena tidak ada ruang untuk berbagi perasaan sebenarnya, yang bisa memperburuk kondisi mental mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: