Menjadi Rangkaian Wajib Saat Ibadah Haji, Inilah Sejarah Dari Tradisi Lempar Jumrah

Menjadi Rangkaian Wajib Saat Ibadah Haji, Inilah Sejarah Dari Tradisi Lempar Jumrah

Menjadi Rangkaian Wajib Saat Ibadah Haji, Inilah Sejarah Dari Tradisi Lempar Jumrah-Ilustrasi-Berbagai Sumber

RMONLINE.ID - Bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji, lempar jumrah adalah salah satu rangkaian yang wajib dilakukan. 

Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki sejarah panjang dan makna mendalam. 

Lempar jumrah adalah bagian dari rangkaian ibadah haji yang dilakukan di Mina, dekat Mekkah. Tradisi ini melibatkan pelemparan batu-batu kecil ke tiga tiang atau pilar, yang dikenal sebagai Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wusta. Ritual ini dilakukan pada hari-hari tasyriq, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Sejarah lempar jumrah dapat ditelusuri kembali ke masa Nabi Ibrahim. Menurut kisah yang termaktub dalam hadits dan berbagai sumber Islam, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail, sebagai bentuk ujian keimanan. 

BACA JUGA:BKD Periksa Penggunaan Listrik Pabrik Sawit di Mukomuko, Optimalisasi Pajak PPJ Non PLN

BACA JUGA:100 Pedagang Pasar Tradisional akan Mendapat Bantuan Timbangan dari Pemerintah

Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, setan mencoba menggoda dan menghalangi mereka agar tidak melaksanakan perintah Allah. Setiap kali setan muncul, Nabi Ibrahim dan putranya melemparinya dengan batu sebagai simbol penolakan terhadap godaan tersebut. Peristiwa inilah yang menjadi dasar dari tradisi lempar jumrah dalam ibadah haji.

Lempar jumrah bukan hanya sekadar melempar batu, tetapi memiliki makna simbolis yang mendalam. Batu-batu yang dilemparkan melambangkan perlawanan terhadap setan dan godaan duniawi. 

Ritual ini mengingatkan para jamaah haji untuk senantiasa berpegang teguh pada keimanan dan menolak segala bentuk godaan yang dapat menjauhkan mereka dari jalan Allah.

Setiap jumrah yang dilempar memiliki makna tersendiri. Jumrah Aqabah, yang dilempar pertama kali, melambangkan penolakan terhadap godaan besar yang pertama kali dialami Nabi Ibrahim. 

Sementara itu, Jumrah Ula dan Jumrah Wusta melambangkan godaan-godaan lainnya yang juga harus ditolak oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Seragam Sekolah Gratis Program Bupati Mukomuko Dibagikan Minggu Kedua Ajaran Baru

BACA JUGA:Syarat Mengajukan KUR Mikro dan KUR Kecil BRI 2024, Bisa Pinjam Rp 25 Juta Hingga Rp 500 Juta

Pelaksanaan lempar jumrah dilakukan dengan tertib dan penuh makna. Jamaah haji mengumpulkan batu-batu kecil di Muzdalifah pada malam hari setelah wukuf di Arafah. Batu-batu ini kemudian dilemparkan ke tiga jumrah secara berurutan selama tiga hari berturut-turut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: