Asal Usul Kata 'Banyak Anak Banyak Rezeki', Ternyata Politik Kejam Belanda

Asal Usul Kata 'Banyak Anak Banyak Rezeki', Ternyata Politik Kejam Belanda

Asal Usul Kata 'Banyak Anak Banyak Rezeki', Ternyata Politik Kejam Belanda -Ilustrasi-Berbagai Sumber

Profesor Emeritus Sosiologi Pedesaan, Benjamin White menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk pada masa kolonial di Jawa beriringan dengan permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan Belanda. Risetnya itu berjudul Demand for labor and population growth in colonial Java (1973). 

Demi suksesnya agenda cultuurstelsel, Belanda butuh sarana prasarana yang mumpuni, memperbaiki infrastruktur, membangun jalan-jalan baru dan bangunan pendukung lainnya, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang berlimpah sekaligus murah. 

Cara Belanda Belanda merangsang pertumbuhan penduduk dengan membagikan tanah kepada para petani secara merata, sehingga banyak tanah yang bisa langsung digarap untuk menanam komoditi ekspor. 

Sebelumnya, banyak petani yang tak punya tanah hanya numpang menggarap sawah orang lain.

Pada masa itu, secara tidak sadar masyarakat di-setting pemerintah untuk banyak melahirkan anak. 

Saat mereka berpikir semakin banyak anak, semakin banyak rezeki dan membantu mengurangi beban kerja keluarga, Belanda tertawa di belakang karena dapat surplus tenaga kerja gratis dan bisa melunasi utang-utangnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: