Benteng Vredeburg Yogyakarta Awalnya Untuk Istirahat, Nyatanya Buat Belanda Menyiksa Rakyat dan Penguasa

Benteng Vredeburg Yogyakarta Awalnya Untuk Istirahat, Nyatanya Buat Belanda Menyiksa Rakyat dan Penguasa

Benteng Vredeburg Yogyakarta Awalnya Untuk Istirahat, Nyatanya Buat Belanda Menyiksa Rakyat dan Penguasa --

RADARMUKOMUKO.COM - Belanda adalah salah satu negara yang paling lama menjajah Indonesia, yaitu sekitar 346 tahun. 

Dalam kurun waktu tersebut, Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Nusantara dengan menggunakan berbagai strategi dan taktik. 

Salah satu bukti kelicikan penjajah Belanda adalah pembangunan Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1765 di depan istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Benteng ini awalnya bernama Rustenburg, yang berarti benteng istirahat, karena dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkunjung ke Yogyakarta.

BACA JUGA:Mandau Suku Dayak Yang Sakti Mandraguna, Membuat Inggris, Belanda dan Jepang Mati Kutu

BACA JUGA:Belanda Pernah Melarang Pelacuran, Banyak Serdadu Terserang Penyakit K3lamin

Namun seiring waktu benteng ini kemudian berganti nama menjadi Vredeburg, yang berarti benteng perdamaian, karena digunakan sebagai tempat perundingan antara Belanda dan Yogyakarta.

Perundingan ini terjadi setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang membagi Mataram menjadi dua kerajaan, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Liciknya dengan perjanjian ini, Belanda mendapatkan hak untuk menempatkan pasukan dan pejabatnya di kedua kerajaan tersebut.

Belanda juga mendapatkan hak untuk mengatur perdagangan dan pajak di wilayah-wilayah tersebut. 

Dengan demikian, akhirnya Belanda dapat mengendalikan dan mengeksploitasi kedua kerajaan tersebut.

Benteng Vredeburg tidak lagi berfungsi hanya menjadi tempat perundingan, tetapi juga menjadi markas militer dan intelijen Belanda.

Bermula dari benteng ini, Belanda dapat mengawasi dan mulai mengintimidasi rakyat dan penguasa Yogyakarta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: