Bandingkan Penderitaan Rakyat Saat Dijajah Belanda dan Jepang, Berikut Kebijakannya Yang Menyiksa

Bandingkan Penderitaan Rakyat Saat Dijajah Belanda dan Jepang, Berikut Kebijakannya Yang Menyiksa

Bandingkan Penderitaan Rakyat Saat Dijajah Belanda dan Jepang, Berikut Kebijakannya Yang Menyiksa--

Menjadikan Para Perempuan Budak Nafsu

Ada istilan "Jugun Lanfu", ini merupakan panggilan perempuan yang dijadikan budak pelacuran paksa tantara Jepang.

Korbannya mayoritas berasal dari Korea, Malaysia, Tiongkok dan tak terkecuali Indonesia, para tantara tersebut tak ragu untuk membunuh para wanita yang melawan saat diperkosa.

Perlakuan Tak Manusiawi

Diawal Jepang membuat janji manis, namun tidak lama setelah menduduki Banten, makanan, obat-obatan, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan lainnya menghilang dari pasar.

Rakyat sangat menderita, mereka terpaksa makan seadanya dan mengenakan karung goni sebagai alat penutup tubuh.

Belum lagi jika sakit, tak ada obat yang bisa diakses, sehingga rakyat menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal seadanya. 

Membangun Penjara yang Sadis

Penjajah Jepang memiliki penjara yang sadis, salah satu contohnya adalah penjara bawah tanah yang berada di Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah.

Penjara di Lawang Sewu memiliki 2 jenis, yaitu penjara berdiri dan penjara jongkok. Penjara jongkok berisikan sebuah bak-bak sebagai tempat bagi tawanan.

Mereka berjongkok lalu diisi air hingga ke batas leher, lalu bak tersebut ditutup dengan besi.

Menyiksa dan Membiarkan Tawanan Mati Kelaparan

Sudah dipekerjakan secara paksa, bukannya berterimakasih, Jepang membiarkan para tawanan mereka mati kelaparan.

Bagi Jepang penjara adalah tempat untuk menyiksa dan bukan hanya tempat menahan seseorang.

Demikian diantara kebijakan Jepang dan Belanda saat menjajah Indonesia, masih banyak kebijakan lain dalam menindas dan memiskinkan rakyat, silahkan bandingkan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: