Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia

Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia

Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia --

RADARMUKOMUKO.COM - Sebelum menikah dengan Ir. Soekarno Presiden pertama Indonesia, Hartini yang sejak remaja dikenal cantik, menikah dengan Soewondo dan menetap di Salatiga. Pada saat usia 28 tahun Hartini hidup Menjanda dengan memiliki lima orang anak dari suami pertamanya.

Sekitar 1952, Hartini berkenalan dengan Soekarno di Salahtiga, saat itu Soekarno, dalam perjalanan menuju Yogyakarta untuk meresmikan Masjid Syuhada. Walau sudah janda dengan miliki 5 anak, Hartini tetap seorang wanita yang cantik dan banyak dilirik para pria. 

Buktinya pada pertemuan ini Soekarno langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun belum ada komunikasi yang intens. Pertemua kedua terjadi setahun kemudian, Hartini dan Soekarno bertemu saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan.

BACA JUGA:Kisah Cinta Anak Soekarno Kartika Sari Dewi Suami Belanda dan Ibu Jepang, Dua Negara Pernah Menjajah Indonesia

BACA JUGA:Peninggalan Ranjang Soekarno di Istana Merdeka, Ditakuti Soeharto Tapi Malah Ditiduri Oleh Presiden Jokowi

Melalui seorang teman, Soekarno mengirimkan sepucuk surat kepada Hartini dengan nama samaran Srihana. Saat itu Soekarno masih tinggal bersama Fatmawati bahkan, sang ibu negara penjahit merah putih ini tengah hamil.

Dua hari setelah Guruh Soekarno Putra lahir, tanggal 15 Januari 1953, Soekarno meminta izin Fatmawati untuk menikahi Hartini. 

Fatmawati mengizinkan, tetapi kemudian menyebabkannya menuai protes dari berbagai organisasi wanita yang dimotori Perwari yang anti poligami. 

Soekarno dan Hartini akhirnya menikah di Istana Cipanas, 7 Juli 1953. Tahun 1964 Hartini pindah ke salah satu paviliun di Istana Bogor. Hartini menjadi sosok yang cukup berpengaruh pada Soekarno.  

Dalam kebersamaannya, Hartini ikut mendampingi acara kenegaraan Soekarno di Istana Bogor, antara lain menemui Ho Chi Minh, Norodom Sihanouk, Akihito dan Michiko.

Saat kondisi Soekarno yang terpuruk kala gejolak revolusi menerjang Indonesia. Hartini Soekarno menjadi saksi mata ketika suaminya tersebut menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dengan berat hati. 

Walau Bung Karno tak lagi sebagai presiden, Hartini tetap setia menemani suaminya. Padahal, setelahnya Soekarno sempat menikah kembali dengan wanita lain. Namun, dia tetap setia dan menerima keadaan dengan lapang dada.

Setelah Presiden Soeharto dilantik pada Maret 1967, Bung Karno menetap di paviliun Istana Bogor ditemani Hartini. Keadaan berubah drastis saat Soeharto memerintahkan semua anak Bung Karno keluar dari Istana Negara. 

Bung Karno pun mendapat perlakuan yang sama. Pada Desember 1967, ia diminta untuk keluar dari paviliun Istana Bogor. Bersama Hartini, Bung Karno pindah ke sebuah rumah di daerah Batu Tulis, Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: